Search

Ditinggal Mudik, Kualitas Udara Jakarta Membaik

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan kualitas udara di Jakarta hingga kemarin (Jumat, 30/6) mengalami perbaikan dibandingkan kondisi normal.

"Saat ini, tingkat polutan Jakarta kondisinya di bawah normal, Bisa dikatakan, level kualitas udaranya baik," ujar Kepala Bagian Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko kepada CNNIndonesia.com, Jumat (30/6).

Kualitas udara yang dimaksud adalah Nilai Ambang Batas (NAB). NAB adalah batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien.

Terdapat lima penilaian NAB, yakni baik, sedang, tidak sehat, sangat tidak sehat, dan berbahaya. Informasi mengenai konsentrasi partikulat udara di beberapa kota di Indonesia ini dapat dilihat di situs BMKG.

Hary menambahkan, hingga kini potensi hujan masih ada di beberapa wilayah di ibu kota. Hal ini membuat level polusi masih rendah karena polutan turun. Sebab, air hujan meluruhkan kandungan polutan yang dihasilkan pabrik atau kendaraan bermotor.

Di samping itu, kualitas udara yang baik, kata Hary, antara lain disebabkan dengan menurunnya jumlah kendaraan bermotor di jalanan ibu kota selama libur Lebaran. Membaiknya kualitas udara dapat dirasakan antara lain dengan lebih nyamannya udara ketika dihirup di alam terbuka.


Sementara itu, organisasi lingkungan Greenpeace Indonesia saat ini juga tengah melakukan pemantauan kualitas udara melalui alat pemantaunya yang disebar di 19 titik di Jakarta dan sekitarnya. Pemantauan tersebut mengukur tingkat Particulate Matter (PM) 2.5, yang setara dengan partikulat debu berukuran 2,5 mikron

"Sempat kami lihat pada H-10 lebaran, udaranya masih jelek banget. Bukan kabut, tapi polusi dari asap kendaraan," kata Bondan Andriyanu, Climate and Energy Campaigner dari Greenpeace Indonesia.

Namun, secara kasat mata, Bondan setuju bahwa langit Jakarta memang tampak lebih bersih selepas Lebaran.

"Pemantauan kami sejak hari H lebaran, memang (tingkat polusi) agak menurun. Namun, kami masih harus cek lagi data di lapangan," kata Bondan.

Langit JakartaFoto: Dok. Facebook (Amadeus Pribowo)
Langit Jakarta

Sebelumnya, Greenpeace juga telah memantau kualitas udara Jakarta dan sekitarnya selama Februari dan Maret 2017. Hasilnya, di beberapa wilayah di Jakarta seperti Cibubur, Kebagusan, dan Gandul-Depok, tingkat PM 2,5 jauh dari batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Bondan menjelaskan, kondisi ini berbahaya karena PM 2.5 adalah polutan yang sangat kecil dan bisa menyebabkan berbagai penyakit, seperti penyakit paru, jantung, dan stroke. "PM 2,5 ini tidak tersaring oleh filter alami tubuh, seperti bulu hidung," terang dia.

Demi menjaga kualitas udara tetap baik, Bondan mengimbau agar warga mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dengan beralih ke kendaraan umum.

"Sayangnya, kendaraan umum berbahan bakar diesel seperti bus banyak yang belum melalui uji emisi reguler sesuai ketentuan Pemerintah," ungkapnya. (agi)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Ditinggal Mudik, Kualitas Udara Jakarta Membaik : http://ift.tt/2t9Xg7t

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ditinggal Mudik, Kualitas Udara Jakarta Membaik"

Post a Comment

Powered by Blogger.