Hal itulah yang dianggap oleh Fachrudin (45) sebagai peluang untuk mencari rezeki pada saat hari raya Idul Fitri.
Sudah 20 tahun Fachrudin berprofesi sebagai pengaji atau pendoa di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat. Pekerjaan Fachrudin tersebut adalah memberikan jasa atau bantuan bagi para peziarah yang ingin mendoakan sanak keluarganya yang telah meninggal dunia.
Perkenalan Fachrudin dengan profesinya sebagai pengaji bermula dari ajakan tetangga.
"Dulu ajakan tetangga, terus lihat dulu bagaimana kerjanya, terus tertarik," kata Fachrudin kepada CNNIndonesia.com, Minggu (25/6).
Meski harus bekerja pada saat Lebaran, Fachrudin menyebut keluarganya tidak pernah merasa keberatan dan selalu mendukung pekerjaannya.
Ia mengatakan pekerjaannya sebagai pengaji di TPU Karet Bivak dilakukan hanya pada saat menjelang bulan Ramadan dan saat Lebaran saja.
"Ya kan ziarah musiman ya, jadi saya jadi pengaji di sini kalau pas mau Ramadan sama pas Lebaran, ramainya di situ," ujarnya.
"Ya sebagai pengaji kan juga mau bantu orang lain, kan ada orang yang mungkin enggak tahu harus doa seperti apa minta bantuan. Orang yang tahu pun kadang juga minta bantuan, minta dituntun waktu doa," ucapnya.
Ia mengaku selama ini tak pernah menetapkan tarif tertentu selama bekerja sebagai pengaji. Penghasilan yang selama ini diterimanya merupakan sumbangan sukarela dari peziarah yang menggunakan jasanya. Dia biasanya menerima imbalan sekitar Rp30-50 ribu setiap kali mengaji untuk para peziarah.
"Enggak tentu, kadang sehari bisa dapat Rp500 ribu kadang lebih, yang penting cukup lah buat keluarga," tuturnya.
Fachrudin mengaku masih akan terus menjalani profesinya tersebut selama ia masih mampu. Karena menurutnya pekerjaannya masih cukup menjanjikan walaupun itu hanya pekerjaan musiman. (gil)
Baca Kelanjutan Mengais Rezeki Lewat Jasa Mengaji di Kuburan : http://ift.tt/2s4IFNeBagikan Berita Ini
0 Response to "Mengais Rezeki Lewat Jasa Mengaji di Kuburan"
Post a Comment