Search

Merayakan Kebinekaan dalam Acara Buka Puasa Bersama

Jakarta, CNN Indonesia -- Momen berbuka puasa bersama teman-teman selalu memberi kesan menyenangkan. Tak heran jika acara buka puasa bersama seoalah menjadi agenda wajib bagi setiap orang di sepanjang bulan Ramadan.

Jika tak ada halangan yang mendesak, jarang ada orang melewatkan momen buka bersama yang hanya bisa dirasakan setahun sekali tersebut.

Sedemikian besarnya magnet buka bersama, sehingga acara ini kerap juga diikuti oleh kalangan nonmuslim yang tidak berpuasa. Salah satunya Anandika Pratitis atau Nia, 27 tahun, yang mengaku selalu menyempatkan diri mengikuti acara buka bersama teman-teman setiap tahun di bulan Ramadan.

Kepada CNNIndonesia.com, Nia yang beragama Katolik ini bahkan mengaku sudah mengikuti acara buka bersama sejak di bangku SMP. Bagi dokter gigi ini, berbuka bersama merupakan ajang untuk berkumpul bersama teman-teman yang sulit ditemui.


Nia mengatakan banyak temannya yang hanya bisa ditemui di bulan Ramadan saja, tepatnya pada saat acara buka puasa bersama. “Senang karena bisa kumpul sama teman-teman, sekalian nemenin mereka menunggu buka puasa juga,” kata Nia.

Setiap menghadiri acara buka bersama, Nia menghormati teman-temannya dengan tidak makan dan minum hingga azan Maghrib berkumandang saat ikut acara buka puasa bersama. Meski hanya 1-2 jam menahan lapar dan haus, Nia mengaku turut merasa senang saat waktu buka tiba.

“Pas sudah waktunya buka (puasa), walaupun enggak puasa jadi kayak ikut merasa puasa juga,” kata Nia.

Hal serupa juga dirasakan Dewa Ayu Madhe Yudi, 26 tahun. Bidan beragama Hindu ini sering ikut buka bersama.

Dewa merasa senang berada di tengah teman-teman muslim yang menunggu waktu buka puasa. Bahkan, dikatakan Dewa, temannya yang berpuasa tidak keberatan jika dirinya makan atau minum lebih dulu.

“Kalau buka puasa bersama, mereka malah minta saya makan duluan, karena tahu saya nonmuslim, jadi dimaklumi,” tutur Dewa.

Meski dipersilakan, Dewa tetap menghormati teman-temannya yang berpuasa. Dia ikut menahan lapar dan haus, sehingga bisa merasakan nikmatnya menyantap makanan saat waktu berbuka.

Pasca Pilkada DKI

Acara buka puasa tahun ini semakin menarik, terutama karena terjadi usai Pilkada DKI Jakarta yang diwarnai sentimen etnis dan agama. 

Selama Pilkada DKI berlangsung masyarakat disebut terbelah menyikapi isu seputar sentimen etnis dan agama. Hal itu rupanya tak berdampak besar bagi kalangan nonmuslim yang mengikuti acara buka bersama.

Bagi Audrey Gabriella, 26 tahun, sentimen keagamaan pada Pilkada DKI Jakarta lalu tidak mengubah kedekatannya dengan teman-teman muslim. “Karena teman-teman saya yang muslim juga sama-sama enggak ambil pusing dengan isu itu,” tuturnya.


Shelly Tantri merasakan hal yang sama.

Manajer di salah satu perusahaan teknologi ini bersyukur karena teman-teman muslimnya tak terpengaruh dengan sentimen keagamaan selama Pilkada DKI Jakarta. Dengan begitu, dirinya tetap merasa senang saat menghadiri buka bersama.

“Pertemanan kami tidak ada guncangan sama sekali,” kata Shelly yang beragama Buddha.

Shelly selalu antusias jika ada acara buka bersama baik sebelum atau sesudah Pilkada DKI Jakarta lalu. Bahkan, Shelly mengatakan pernah ikut mengkoordinir acara buka bersama. Dia mengaku senang melakukan itu.

“Sampai reservasi juga dan memilih menu buka puasanya,” kata Shelly.

Dari pengakuan para nonmuslim itu, buka bersama pada akhirnya bukan sekedar acara membatalkan puasa bersama teman atau sanak famili.

Buka bersama bisa mengajarkan banyak hal, dari mulai pentingnya menjaga silaturahmi, hingga belajar soal nilai-nilai toleransi.

Di Jakarta, manfaat positif itu menjadi semakin penting, terutama setelah Pilkada DKI yang sempat menumbuhkan sentimen etnis dan keagamaan. (wis)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Merayakan Kebinekaan dalam Acara Buka Puasa Bersama : http://ift.tt/2rXotwK

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Merayakan Kebinekaan dalam Acara Buka Puasa Bersama"

Post a Comment

Powered by Blogger.