Padahal, momen Ramadan dan Idulfitri biasanya menjadi puncak ketika masyarakat berbelanja mainan anak-anak, khususnya penduduk Jakarta yang hendak mudik dengan membawa oleh-oleh.
Riyani (42), salah seorang pedagang boneka di pasar gembrong, Pedati, Jakarta Timur misalnya, mengaku omset penjualan boneka menukik drastis. Selama 10 tahun berjualan di pasar tersebut, baru kali ini ia mengalami kondisi seperti ini.
Bahkan, kata Riyani, beberapa bulan ini dagangannya tak balik modal.
"Turun. Kalau dikata rugi ya rugi kita, pokoknya pas mulai pemilu kemarin sampai sekarang (omset) turun lah pokoknya," kata Riyani kepada CNNIndonesia.com di Jakarta, Selasa (27/6).
|
Tak banyak orangtua yang membawa anaknya untuk membeli mainan di sana.
Riyani sempat berpikir kalau penjualannya akan meningkat saat hari raya Idulfitri tiba. Sayangnya, pemikirannya itu justru tak terwujud dan malah semakin mengalami kerugian.
"Ya sempet berpikir, nanti lebaran banyak lagi yang beli. Eh sudah hari ketiga lebaran, yang beli enggak datang-datang," kata dia.
Lebih lanjut, Riyani menyebut jika perbedaan omsetnya saat ini dibandingkan tahun-tahun lalu bisa mencapai sekitar 60 persen. Sebelumnya, kata dia, pendapatan dalam sehari jika dihitung kotor bisa mencapai delapan sampai sembilan juta.
"Sekarang paling besar itu ya sehari tiga juta, malah pernah sehari kita orang tidak dapat sama sekali," kata dia. (vws)
Baca Kelanjutan Pertama dalam 10 Tahun, Pasar Gembrong Sepi Pembeli : http://ift.tt/2tgYpx3Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pertama dalam 10 Tahun, Pasar Gembrong Sepi Pembeli"
Post a Comment