"Kami ini tidak bisa memanen garam yang sudah diolah, karena hujan terus mengguyur wilayah Cirebon," kata salah seorang petani garam, Insyaf Supriadi di Cirebon, Minggu (9/7) dikutip Antara.
Menurut dia, sepanjang 2017, para petani hanya sekali memanen garam, yang membuat produksi mereka jauh menurun. Meskipun kini sudah memasuki musim kemarau, hujan yang terus mengguyur membuat mereka tidak bisa panen.
Hal itu, tutur Insyaf, membuat para petani garam semakin susah. Pasalnya, meskipun harga garam tinggi, cuaca membuat produksi mereka rendah.
"Selama dua bulan kita sudah fokus mengolah garam, namun kami tidak memperoleh hasilnya," ujarnya.
Selain itu, akibat turunnya produksi garam dari para petani, banyak Industri Kecil Menengah (IKM) pengolah garam yang gulung tikar.
Insyaf juga mengeluhkan kurangnya bantuan dari pemerintah.
“Pemerintah tidak bisa membantu, dulu ketika produksi garam banyak, malah impor, membuat harga garam petani anjlok, sekarang tidak bisa memberikan solusi pada IKM," kata Insyaf yang pernah menjadi Ketua Ikatan Petani Garam Indonesia (IPGI) Kabupaten Cirebon.
Pelaku industri pengolahan garam, Sujati, mengatakan sebanyak 25 IKM yang bergerak di bidang pengolahan garam di Kabupaten Cirebon timur, terpaksa tutup.
"Kira-kira sudah ada 25 IKM pengolahan garam yang terlebih dulu gulung tikar, karena tidak ada pasokan bahan baku," papar Sujati.
Sujati mengkhawatirkan kondisi bisa lebih parah jika cuaca tidak juga membaik.
"Jika setengah bulan ke depan pasokan garam tak kunjung tersedia, maka kondisi akan semakin parah," ujarnya.
(les)
Baca Kelanjutan Diguyur Hujan, Petani Garam Cirebon Gagal Panen : http://ift.tt/2t2IHAVBagikan Berita Ini
0 Response to "Diguyur Hujan, Petani Garam Cirebon Gagal Panen"
Post a Comment