"Nomor 119 bisa dimanfaatkan untuk pencegahan. Nomor itu untuk emergency dan bisa untuk kesehatan mental," ujar Nila seusai membuka seminar Hari Anak Nasional di Gedung Kemenkes, Jakarta, Selasa (25/7).
Pernyataan Nila merupakan tindak lanjut Kementerian Kesehatan dalam menangani maraknya kasus bunuh diri akibat depresi dan perundungan yang terjadi belakangan ini.
Layanan kegawatdaruratan melalui nomor 119 telah dibuka sejak Juli 2016 lalu. Nomor ini menyediakan layanan emergensi, khususnya darurat medik dan bebas biaya.
Nila juga mengimbau agar rumah sakit di Indonesia dapat menjadi tempat masyarakat berkonsultasi masalah psikologis. Imbauan ini berlaku untuk semua jenis rumah sakit.
Sebelum layanan 119, Kemenkes sebenarnya pernah membuka layanan konsultasi bagi pengidap depresi melalui nomor telepon 500-454. Layanan yang disebut ASA ini diluncurkan pada 10 Oktober 2010, namun berhenti beroperasi sejak 2014 karena sepi peminat.
Data Kemenkes mencatat jumlah penelepon fluktuatif sejak layanan ASA dibuka.
Pada tahun 2010 jumlah penelpon 161 orang. Jumlah ini terus meningkat yani 222 penelepon pada 2011 dan 347 penelepon pada 2012. Namun jumlahnya menurun pada tahun 2013 dengan jumlah penelpon 267 dan hanya 46 penelepon pada tahun terakhir.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kemenkes Buka Nomor Darurat untuk Konseling Cegah Bunuh Diri"
Post a Comment