“Siapa pun yang mencederai WNI, apapun jabatannya, adalah musuh dan lawan negara. Ini prinsip,” ujar Tjahjo di kantor Kemendagri di Jakarta, Senin (3/7).
Pernyataan Tjahjo ini dikeluarkan setelah terjadi serangkaian aksi serangan terhadap polisi, mulai dari penyerangan di Polda Sumatra Utara hingga penusukan dua anggota Brimob di Masjid Falatehan, Jakarta.
"Karena ancaman yang muncul ini sudah tidak bisa kita deteksi dengan baik. Siapa kawan dan siapa lawan. Coba bayangkan, salat di masjid saja kita tidak tahu kalau orang kiri dan kanan kita mungkin adalah ancaman. Maka kewaspadaan itu penting," kata Tjahjo di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, pada Senin (3/7).
Untuk mengantisipasi teror yang terjadi dia mengusulkan Kepolisian Indonesia kembali menggalakkan kegiatan sistem keamanan lingkungan, seperti Siskamling, yang dulu sempat digalakkan.
"Kita perlu kembali menggerakkan 'pemolisian' di tingkat RT/RW. Kalau ada yang menginap lapor. Ini yang sudah mulai memudar," ujar dia.
Adapun keberhasilan kepolisian menjaring para pelaku, kata dia, juga harus didukung keterbukaan dan keberanian masyarakat menyampaikan informasi kepada kepolisian atas semua gelagat dinamika yang ada di masyarakat.
Aksi serangan yang diduga dilakukan oleh simpatisan ISIS di Indonesia kini mensasar polisi. (CNN Indonesia/Abi Sarwanto)
|
Pada Jumat (30/6) Mulyadi, yang menurut polisi bersimpati dengan gerakan ISIS, menusuk dua anggota Brimob usai salat Isya di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan.
Pelaku ditembak mati oleh aparat setelah dia diduga melakukan perlawanan ketika melarikan diri ke arah Terminal Blok M.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Rikwanto menduga bertindak sendiri alias lone wolf terrorism diluar struktur jaringan teroris karena tidak tergabung dalam kelompok-kelompok jaringan teroris yang ada di Indonesia.
Menurut polisi Mulyadi yang tewas ditembak usai melakukan penyerangan diduga mendeklarasikan diri secara personal mendukung ISIS akibat materi-materi bermuatan radikal yang ada di media sosial, serta di grup-grup aplikasi pesan online seperti telegram. (yns)
Baca Kelanjutan Mendagri: Serangan ke Polisi, Melawan Negara : http://ift.tt/2ugeznnBagikan Berita Ini
0 Response to "Mendagri: Serangan ke Polisi, Melawan Negara"
Post a Comment