Pengamat terorisme dari Yayasan Prasasti Perdamaian Taufik Andrie menilai makin frontalnya aksi kelompok teror terhadap aparat merupakan rangkaian upaya untuk membalas dendam.
"Karena makin lama, makin banyak frustrasi di kelompok jihadis, dan frustrasi ini menyerang, dengan pelampiasannya ke musuh-musuh yang menurut mereka strategis, dalam hal ini ya polisi Indonesia," ujarnya.
Ia juga menuturkan aparat kepolisian mesti merespons, karena ancaman sekecil apapun harus mendapat perhatian serius.
"Mengingat urutan peristiwa sebelumnya, ketika ada serangan Kampung Melayu, peristiwa Sumatera Utara, penusukan polisi di masjid kemarin, sudah menunjukkan tensi yang naik," ujarnya saat dihubungi Selasa (4/7) siang.
"Oleh karenanya, kepolisian perlu lebih cermat dan waspada, serta menerapkan standar prosedur keamanan. Misalkan, harus bersenjata, atau patroli harus lebih dari satu orang, lebih ke tim tidak individual," ujarnya.
Selain itu, mereka juga lebih waspadai pola serangan lone wolf, serangan yang dilakukan sendirian. "Karena, kalau individual lebih sulit, perencanan sulit dideteksi."
Seperti Marawi
Selain ancaman yang frontal kepada kepolisian, pesan tersebut juga menyinggung bahwa peneror akan membuat Jakarta seperti kasus Marawi.
"Ketahuilah, perang telah dimulai, akan kami buat Jakarta ini seperti Marawi. Akan kami gulingkan hukum jahiliyah serta berhala pancasila yang kalian banggakan dan akan kami tinggikan hukum Allah yg mana adil dan sempurna (QS Al Maidah:50) di atas pedang-pedang kami, khilafah islamiyah Ala Minhajin Nubuwah akan segera tegak ditanah air ini Insya Allah Biidznillah.
Terkait hal ini, Taufik menegaskan, perang terbuka itu tidak mungkin, karena mengingat kapasitas mereka terbatas.
"Kapasitas mereka terbatas, tapi serangan gerilya
itu sangat mungkin, seperti menembak dan menusuk polisi itu masih mungkin," ujarnya.
Taufik mengatakan pesan ancaman yang disampaikan terkait Marawi bisa jadi belum mengkhawatirkan karena kapasitas mereka belum sampai ke arah sana. Namun, ancaman sendiri harus diperhatikan, dan perlu direspons.
"Mengenai pesan bernada ancaman, ini bukan yang pertama. Kelompok Santoso berkali-kali testimoni video, lewat email, website dan lainnya," ujar dia. Taufik mengatakan saat ini pola serangan sudah meniru kelompok global, seperti ISIS dan seterusnya. (rah)
Baca Kelanjutan Serang Polisi, ISIS Frustrasi dan Ingin Balas Dendam : http://ift.tt/2tH1MgaBagikan Berita Ini
0 Response to "Serang Polisi, ISIS Frustrasi dan Ingin Balas Dendam"
Post a Comment