"Jangan sampai kita salah arah setelah reformasi, kita lihat kita terapkan demokrasi. Pertanyaannya apa demokrasi saat ini masih Pancasila atau bukan? Saya melihat bahwa sistem demokrasi saat ini sudah mengarah ke liberal," kata Tito dalam sesi diskusi Simposium Nasional di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Senin (14/8).
Tito menjelaskan ada beberapa indikator yang menjadi dasar demokrasi mengarah ke liberal. Salah satunya kebebasan berpendapat dan kebebasan berekspresi di muka umum terlalu luas serta terlalu lebar.
"Kalau terus didiamkan justru akan terjadi konflik vertikal, yaitu ketidakpuasan kelas bawah yang ingin instan cepat ada kesejahteraan. Sehingga siapa pun pemimpinnya akan cepat dituntut kalau tidak ada perubahan dalam dua tahun tiga tahun," kata Tito.
Tito menjelaskan demokrasi yang mengarah ke liberal juga berpotensi membuat demokrasi dimanipulasi oleh pemegang kekuasaan politik, ekonomi, dan media. Hal itu bisa menyebabkan primordialisme yang kembali pada masalah perbedaan suku, agama, dan ras.
"Demokrasi ini pendapat saya harus kembali pada rule of law, harus ada rambu-rambu. Jangan sampai mengarah ke liberal, makin liberal," kata Tito.
Lebih lanjut, Tito menjelaskan pemuda dan mahasiswa harus menjadi ujung tombak merawat bangsa agar tetap solid menjunjung Pancasila. Mereka juga melakukan terobosan baru dengan cara yang inovatif.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kapolri Nilai Demokrasi Indonesia Salah Arah"
Post a Comment