Menurutnya, tiga tahun lagi, kemungkinan jalur Bus TransJakarta akan 'dihapus', dan seluruh motor maupun mobil dapat melintas. Tak perlu ada larangan terhadap kendaraan roda dua atau roda empat.
Bahkan, kata Djarot, aturan ganjil-genap yang selama ini diberlakukan di sejumlah jalan protokol itu, kemungkinan juga bisa dihapus.
"Bayangan kami, pada tahun 2020, sudah tidak lagi pembatasan seperti ini. Bahkan busway sudah enggak ada lagi. Kami akan buka itu," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (22/8).
Djarot mengatakan, bayangan itu dapat terealisasi pada 2020, karena dia yakin saat itu, pembangunan transportasi umum seperti Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rapid Transit (LRT), serta pembangunan jalan layang (flyover), jalan bawah tanah (underpass) sudah rampung.
"Tetap ada jalur, tapi kendaraan lain boleh masuk. Kenapa? Karena kita dorong mereka untuk masuk kendaraan umum," kata Djarot.
|
"Kemudian, kendaraan enggak usah dibatas-batasi seperti itu. Ada beberapa ruas protokol kasih ERP (electronic road pricing). Otomatis mereka yang mampu silakan masuk," kata Djarot.
Meski begitu, dikatakan Djarot, bayangan ideal tersebut hanya berlaku jika perilaku masyarakat sudah siap untuk berubah, yakni beralih menggunakan kendaraan umum.
"Ketika belum seperti itu, maka pembatasan kendaraan bermotor berlaku," ujarnya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ketika Djarot Membayangkan Jakarta Tanpa Jalur TransJakarta"
Post a Comment