Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Ali Mahsun mengatakan, tudingan bahwa PKL menyerobot penyerobotan hak pejalan kaki adalah tudingan tak manusiawi.
"Itu (penyerobotan) enggak benar, enggak manusiawi," kata Ali kepada CNNIndonesia.com, Jumat (4/8).
"Yang penting ada jaminan dari pemerintah kalau PKL diperbolehkan berjualan di atas trotoar, waktunya diatur, tempatnya diatur, ada ketentuan PKL wajib bersih, rapi, dan tertib," ujarnya.
Bukan hanya pengendara sepeda motor, pedagang kaki lima juga banyak yang menggunakan trotoar sehingga menghalangi pejalan kaki. (CNNIndonesia/Safir Makki)
|
“Di jalan dr Sutomo Surabaya, ada 70 pedagang rujak buah setiap hari di trotoar dari jam pukul 10.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB, itu rapi dan bersih," ujar Ali.
Sementara itu Koordinator Koalisi Pejalan Kaki (KoPK)N Alfred Sitorus menyebut pejalan kaki tidak bisa dibatasi oleh waktu, karena waktu pejalan kaki akan melintas tidak bisa diprediksi.
Karena itu dia mempertanyakan ide pengaturan waktu di trotoar antara pedagang dan pejalan kaki.
"Bagaimana (PKL) bisa mengejawantahkan orang 'mas nanti jalan di sini jam segini ya'," ujar Alfred.
Menurut Alfred boleh saja PKL menggunakan trotoar untuk berjualan, asalkan sepanjang jalan tersebut ditutup dan kendaraan bermotor tidak boleh melintas. Itupun, kata Alfred, PKL tetap tidak menggunakan semua bagian trotoar untuk berjualan.
“Jadi mereka berdagangnya di tengah, di pinggir (trotoar) digunakan untuk pejalan kaki, ya seperti yang ada di luar negeri," kata Alfred. </span> (sur)
Baca Kelanjutan PKL Enggan Jadi Kambing Hitam Semrawutnya Trotoar Ibu Kota : http://ift.tt/2vd8id8Bagikan Berita Ini
0 Response to "PKL Enggan Jadi Kambing Hitam Semrawutnya Trotoar Ibu Kota"
Post a Comment