Warga yang tinggal di zona bahaya dengan radius 9-12 kilometer terpaksa meninggalkan rumahnya untuk tinggal di posko pengungsian demi alasan keamanan.
Luh Budiastini (34) telah berada di posko pengungsian GOR Swecapura, Klungkung selama lima hari. Meski segala kebutuhan selama berada di pengungsian terpenuhi, Luh tetap memiliki kerinduan untuk pulang ke rumahnya.
"Ya soalnya tetap nyaman di rumah," kata Budiastini saat ditemui CNNIndonesia.com, Selasa (26/9).
Rumah Budiastini yang berasa di Desa Sebudi, Karangasem memang terletak di zona bahaya. Mau tak mau warga di desa itu harus mengungsi.
Lima hari berada di posko, juga telah membuat Budiastini jenuh karena tak banyak aktivitas yang bisa ia lakukan.
Budiastini pun berharap agar situasi Gunung Agung segera kondusif, sehingga ia bisa kembali pulang ke rumahnya.
Kalaupun nantinya Gunung Agung meletus, Budiastini berharap letusan tidak terlalu besar sehingga kondisinya bisa segera pulih.
"Ya kalau meletus jangan besar lah, biar cepat selesai, pulang ke rumah," ujar Luh.
Tak jauh berbeda dengan Komang Sari (37), ia juga memiliki harapan yang sama agar letusan Gunung Agung tidak terlalu besar jika nantinya memang meletus.
"Kayaknya sih meletus, tapi jangan besar lah," ucap Sari.
Sari pun ingin segera bisa kembali pulang ke rumahnya. Baginya rumah adalah tempat tinggal dan harta benda yang ia miliki.
"Rumah ini harta saya, pengen cepat pulang," kata Sari. </span> (osc/gil)
Baca Kelanjutan Harapan Para Pengungsi di Tengah Kritisnya Gunung Agung : http://ift.tt/2xJVfmLBagikan Berita Ini
0 Response to "Harapan Para Pengungsi di Tengah Kritisnya Gunung Agung"
Post a Comment