Search

Kemhub: Abu Vulkanis Seperti Silet yang Dilempar ke Pesawat

Kementerian Perhubungan menyatakan akan menyetop seluruh penerbangan ke Pulau Bali dan sekitarnya jika ada abu vulkanik di udara akibat Gunung Agung.

Dirjen Kemenhub Agus Santoso bahkan menegaskan bahwa kondisi ini berlaku jika cuaca cerah.

Dalam konferensi pers di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Kota Tangerang, pada Sabtu (23/9), Agus menceritakan pengalaman dunia penerbangan Indonesia ketika menghadapi kondisi serupa pada 1982 silam.

Saat itu Gunung Galunggung di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, meletus berkali-kali selama sembilan bulan.

"Kami perlu menceritakan kronologi, ketika Gunung Galunggung meletus, itu abu vulkanis yang berterbangan seperti silet yang dilemparkan pada pesawat dengan kecepatan tinggi dan itu yang membahayakan penerbangan," ucap Agus.

"Abu yang menempel karena meleleh kena panas juga akan mengganggu. Abu yang masuk ke dalam turbin, bisa menempel dan bisa beri report yang salah."


Agus kemudian bercerita bahwa pada peristiwa meletusnya Gunung Galunggung, gangguan dari abu vulkanis juga pernah dialami pesawat sehingga terpaksa mendarat.

"Saat Gunung Galunggung, ada pesawat yang melintas di Pulau Jawa. Keempat engine kemudian mati di ketinggian 40 ribu kaki (12 ribu meter) dan kemudian gliding (melayang perlahan)...setiap jarak 16 kilometer pesawat turun," tutur Agus.

"Di ketinggian 10 ribu feet (3 ribu meter) baru menyala dan mendarat di Halim Perdanakusuma."
[Gambas:Video CNN]
Pengalaman menghadapi peristiwa itulah yang membuat Kemenhub memiliki nota kesepahaman dengan berbagai pihak bahwa penerbangan akan dihentikan jika muncul abu vulkanis.

Prosedur seperti ini juga lazim diterapkan di berbagai tempat di dunia. Misalnya saja yang terjadi di Eropa ketika Gunung Eyjafjallajokull di Islandia meletus pada April 2010 silam.

Saat itu terjadi kekacauan penerbangan di mayoritas negara Eropa, karena pesawat tak mungkin terbang meski udara sekelebat mata terlihat bersih.  

Agus menyebut pihaknya akan bekerja sama dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PWMBG) Badan Geologi, Kementerian ESDM dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta Pusat Pengawasan Abu Vulkanik di Darwin Australia untuk mendeteksi arah dan sebaran abu.


Jika terdeteksi, menurut Agus, maka semua penerbangan harus menghindari adanya abu vulkanis itu.

"Kami dari dunia penerbangan, kalau ada abu vulkanis, perlu ditekankan bahwa berdasarkan aspek-aspek tadi, kami ingin mengatur penerbangan supaya tetap aman dan selamat," tuturnya.

"Kalau sudah menyebar di udara, kami akan menyetop penerbangan. Walaupun masih terlihat cerah tetap akan dihentikan," ucapnya. </span> (vws/vws)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Kemhub: Abu Vulkanis Seperti Silet yang Dilempar ke Pesawat : http://ift.tt/2xvHqYJ

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kemhub: Abu Vulkanis Seperti Silet yang Dilempar ke Pesawat"

Post a Comment

Powered by Blogger.