
"Bank Sentral memutuskan untuk mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan tambahan pada Rabu, 30 Mei 2018," demikian keterangan resmi BI yang diumumkan di Jakarta, Jumat malam.
RDG bulanan tambahan ini merupakan pertemuan resmi bulanan pertama bagi Dewan Gubernur BI yang dipimpin langsung oleh Perry Warjiyo. Perry baru dua hari memegang penuh kendali Bank Sentral, setelah resmi dilantik menggantikan Agus Martowardojo.
Pada Jumat siang, Perry mengatakan tidak menutup kemungkinan untuk menggelar RDG sebelum jadwal reguler bulanan jika Bank Sentral harus cepat menerbitkan kebijakan untuk merespon kondisi ekonomi terkini. Hal itu seperti janjinya untuk menerapkan kebijakan moneter yang antisipatif (ahead the curve), dan bersifat mendahului (pre-emptive).
"Kemungkinan itu ada untuk melakukan RDG sebelum 27 juni sejalan dengan saya akan lebih `preemptive` dalam penyesuaian suku bunga," ujar dia.
Pada 16-17 Mei 2018 lalu, BI sudah menggelar RDG Bulanan yang hasilnya menaikkan suku bunga acuan "7-Day Reverse Repo Rate" sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen.
Perry sudah berjanji dalam waktu jangka pendek, akan mengeluarkan kebijakan untuk menstabilisasi nilai tukar rupiah. Mata uang Garuda hingga 21 Mei 2018 sudah melemah melebihi level depresiasi empat persen (year to date). Seluruh instrumen moneter Bank Sentral, utamanya suku bunga acuan, dan intervensi pasar, akan dioptimalkan untuk menstabilisasi nilai tukar rupiah.
"Saya rencanakan untuk lebih `pre-emptive`, `front loading`, dan `ahead the curve` dalam kebijakan respons suku bunga," ujar Perry, Kamis kemarin, setelah mengucap sumpah jabatan di Mahakamah Agung.
Baca juga: BI : pertumbuhan ekonomi kuartal II 5,15 persen
Baca juga: BI: pertumbuhan ekonomi belum bisa sentuh 5,3 persen
Baca juga: Perry janji tidak terlambat sesuaikan suku bunga
Baca juga: Sri Mulyani tunggu gebrakan gubernur baru Bank Indonesia
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BI akan gelar RDG tambahan terkait kondisi ekonomi"
Post a Comment