
Meskipun terjadi sedikit (slightly) penurunan itu, Bank Sentral masih meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 tetap berada di rentang 5,1 hingga 5,5 persen (yoy), kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis malam.
"Meskipun ada perubahan kenaikan 25 basis poin, kami masih tetap menghitung pertumbuhan di 5,1-5,5 persen, mungkin hanya slightly turun dari angka proyeksi kita sebelum ada perubahan suku bunga kebijakan," ujar Dody.
Baca juga: Bank Indonesia naikkan suku bunga acuan 25 bps
Pertumbuhan ekonomi di sisa tahun 2018, lanjut Dody, akan didorong pergerakkan investasi dan juga konsumsi rumah tangga. Kontribusi konsumsi akan terdorong oleh belanja pemerintah dan momentum penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di tahun ini.
Meskipun suku bunga naik, Dody mengemukakan, investasi swasta diyakini masih terjaga.
"Dari sisi investasi, akan ada yang dilakukan oleh swasta nonbangunan dan akan punya pengaruh positif untuk menjaga investasi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Konsumsi rumah tangga di kuartal I 2018 masih tumbuh di bawah lima persen, sedangkan investasi atau Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh nyaris delapan persen.
Bank Sentral juga mengaku penaikkan suku bunga acuan untuk mencegah tingkat pelemahan rupiah yang lebih dalam. Jika pelemahan rupiah terus berlanjut, maka bisa menjadi ancaman terhadap inflasi domestik yang dijangkar di 2,5 hingga 4,5 persen (yoy).
Baca juga: BI tidak ragu sesuaikan kembali suku bunga acuan
Baca juga: Kenaikan suku bunga BI perlu untuk kurangi risiko
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BI : Kenaikan suku bunga acuan kurangi sedikit pertumbuhan"
Post a Comment