
"Ada perbedaan pilihan politik dalam pemilu adalah hal biasa, karena Pemilu sudah diselenggarakan di Indonesia sejak 1955," kata Hasan, di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin.
Ia menegaskan, menghadapi Pemilu 2019, suasana politik sudah mulai memanas, karena para pendukung tokoh A dan tokoh B, saling menyoroti sisi negatif kompetitor yang didukungnya.
Menghadapi Pemilu 2019, dua nama bakal calon presiden yang sudah ramai disebut-sebut dan banyak pendukungnya adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Hasan, yang juga ketua umum DPP Partai Amanat Nasional ini mengimbau seluruh elemen masyarakat, terutama para pendukung tokoh-tokoh yang akan diusung sebagai calon presiden dan calon wakil presiden mengedepankan visi, misi, dan program dari tokoh yang didukung.
Kalau pun terjadi dialog, diskusi, dan perdebatan, kata dia, terkait dengan visi, misi, dan program, bukan hal-hal negatif dari kompetitornya.
"Dalam menghadapi Pemilu 2019, para pendukung sebaiknya saling menawarkan gagasan dan terjadi adu gagasan, bukannya saling mencela dan menjelek-lejekkan. Jangan sampai setelah Pemilu di antara masyarakat Indonesia saling terbelah dan saling bermusuhan," katanya.
Ia mencontohkan, saat ini polemik yang sedang ramai adalah, adanya pendukung yang menggunakan #2019 Ganti Presiden. Pemilu dirancang dan dibuat serta dilaksanakan untuk menentukan pilihan rakyat atas pemerintahan yang mereka pilih secara konstitusional.
Menurut Hasan, nanti akan membuat kaos bertulisan, #Pemilu Damai, Jaga Persatuan. "Menjaga persatuan bangsa, jauh lebih penting daripada saling mencela dan kemudian timbul permusuhan," katanya.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Zulkifli Hasan imbau masyarakat Indonesia jaga persatuan"
Post a Comment