Pilkada Serentak 2018 digelar di 171 daerah, yang terdiri dari 17 pemilihan gubernur, 39 pemilihan wali kota dan 115 pemilihan bupati.
Pesta Demokrasi ini merupakan yang ketiga kalinya secara serentak, setelah 9 Desember 2015 dan 15 Februari 2017.
Perhelatan demokrasi besar di tingkat lokal dengan melibatkan jutaan masyarakat daerah kali ini kembali berlangsung dengan beragam ekspresi.
Di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan, Panitia Pemungutan Suara menghiasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) 16 dengan pernak pernik Piala Dunia 2018.
Upaya itu untuk menarik masyarakat agarmenggunakan hak pilihnya di pilkada serentak ini. Apalagi Piala Dunia 2018 di Rusia kini masih berlangsung.
Tentu saja juga menjadikan suasana TPS itu berbeda dengan tempat lainnya.
Tema Piala Dunia 2018 juga dipilih TPS 06, Kelurahan Belimbing Raya, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.
Di TPS tersebut, tujuh anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara dan petugas pengamanannya mengenakan kostum kesebelasan peserta Piala Dunia 2018.
"Sesuai namanya TPS Piala Dunia, karena itu kami pun harus mengenakan kostum dan sepatu pemain bola," ujar Ketua Panitia Pemungutan Suara (KPPS) Irhami.
Mulai dari kostum kesebelasan Prancis, Portugal, Spanyol, Brazil hingga Argentina dikenakan anggota PPS dan petugas keamanan.
Sementara itu, nuansa Tionghoa dipilih menjadi tema di TPS 04 Cibadak Kota Bandung. Bertempat di pinggir Jalan Cibadak, tepatnya di depan Vihara Dewi.
Ornamen Tionghoa seperti patung naga yang memanjang, lampion, hingga alas meja penuh dengan warna merah layaknya tengah merayakan hari raya Tahun Baru China (Imlek).
Para petugas PPS juga mengenakan pakaian adat khas Tionghoa, seperti pada film-film aksi dinasti pada zaman dahulu di China.
Ketua RW 02, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astanaanyar, Ceppi Setiawan, mengatakan bahwa alasan mengambil tema tersebut selain menarik partisipasi masyarakat, juga sebagai upaya menebarkan nilai-nilai perdamaian, toleransi, serta kerukunan antar umat beragama ke seluruh masyarakat di Indonesia.
Adapun di TPS 8 Desa Penarungan, Kabupaten Badung, Bali, memilih tema tradisional Bali.
Seluruh tim PPS di tempat tersebut, mengenakan pakaian Tari Tenun Bali untuk meningkatkan partisipasi pemilih saat Pilkada 2018.
Seluruh anggota PPS, berjumlah tujuh orang, mengenakan pakaian Tari Tenun Bali bernuansa emas lengkap dengan kebaya dan sanggul.
Banjir bukan halangan
Sementara itu, antusiasme masyarakat untuk memilih, tidak menjadikan banjir sebagai halangan. C0ntohnya, warga di TPS 32 dan 33 di Kelurahan Sialang Munggu Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Provinsi Riau, yang tetap antusias untuk mendatangi TPS.
Hujan semalam, sebelum pemilihan suara, mengakibatkan wilayah tersebut kebanjiran.
Meski dengan pakaian rok dicincing ataupun celana panjang yang digulung untuk menghadapi banjir, warga tampak tetap menyalurkan aspirasinya dalam berdemokrasi.
Bahkan, warga telah menjadikan banjir sebagai agar mereka memilih pemimpin daerah yang bisa mengatasi masalah menahun tersebut.
Hampir semua warga yang jadi pemilih mengungkapkan bahwa banjir yang terjadi akibat hujan pada malam sebelum hari pencoblosan, seakan jadi motivasi mereka untuk datang ke TPS.
"Dari dulu banjir tak bisa teratasi. Wali Kota bolak-balik datang tapi tak juga ada perubahan. Jangan ada yang salah pilih ya," kata seorang warga, Subandi, dan disambut tawa oleh warga lainnya.
Ketua KPPS, Dedi Irawan, mengatakan banjir di TPS 32 membuat warga agak terlambat datang ke TPS. Namun, panitia setempat sengaja tidak meminta ke lokasi yang lain agar warga sadar bahwa urusan banjir tak bisa teratasi Pemko Pekanbaru.
Sementara itu, di Sulawesi Tenggara, warga korban banjir di Bantaran Sungai Wanggu Kelurahan Lepolepo yang mengungsi, melaksankan hak politiknya di tenda darurat karena tempat pemungutan suara (TPS) sebelumnya terendam banjir.
Warga korban banjir tersebut terdaftar di TPS 08 Lepolepo Kendari, dengan total wajib pilih yang terdaftar dalam DPT Pilgub Sultra berjumlah 363 orang.
Meskipun berada di tenda pengungsian, tetapi animo dan semangat untuk menyalurkan hak suara tidak luntur, karena sekitar pukul 07.00 wita sudah mulai mendatangi TPS 08 Lepolepo yang dibuat darurat tersebut.
Komisioner KPU Sultra, Ade Suerani, mengatakan terkait para korban banjir yang memiliki hak pilih tersebut maka ada perlakuan khusus.
"Mereka yang berada di lokasi pengungsian harus dijemput dengan perahu karet milik tim penanggulangan bencana yang telah disiagakan, menuju TPS," katanya.
Baca juga: Polda Riau: pemilihan kepala daerah berlangsung kondusif
Pejabat pulang kampung
Sementara itu, sejumlah pejabat pusat dan keluarganya pulang kampung juga guna melaksanakan hak politiknya.
Diantaranya, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkum & HAM) Yasonna Hamonangan Laoly yang menggunakan hak pilihnya pada Pilkada Sumatera Utara, di tempat pemungutan suara (TPS) 14 di Jalan Abdul Hakim, Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara.
"Saya sengaja pulang kampung demi berpartisipasi dalam pilkada serentak 2018. Ini bukti demokrasi Indonesia sudah semakin maju," kata Yasonna Laoly, melalui pernyataan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu.
Yasonna bersama istri, anak, dan menantunya hadir di TPS 14, Jalan Abdul Hakim Gang Susuk 5, Padang Bulan Selayang I, Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo terdaftar sebagai pemilih di TPS 10 Kelurahan Mlatiharjo, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Mendagri, Rabu pagi mendatangi TPS tersebut bukan untuk memilih. Mendagri mendatangi TPS tersebut justru untuk melakukan klarifikasi namanya yang terdaftar sebagai pemilih di wilayah itu.
Tjahjo menyatakan, dirinya terdaftar sebagai pemilih di Jakarta dan memiliki KTP Jakarta.
"Saya dan beberapa keluarga saya sudah tiga tahun ber-KTP Jakarta, tapi di sini saya masih terdaftar. Maka, saya ke TPS ini mau mengklarifikasi bahwa saya tidak menggunakan hak pilih saya di Pilgub Jateng," kata Tjahjo di Semarang.
Baca juga: Dapat info namanya di TPS Semarang, Mendagri minta pencabutan
Sementara itu, Petahana Bupati Jombang Nyono Suharli yang ikut berkompetisi di Pilkada Jombang, menggunakan hak pilihnya di tempat pemungutan suara (TPS) yang disediakan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Cabang Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur.
Nyono, yang tengah mengikuti proses hukum dugaan menerima suap dari Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang Inna Silestyanti, melaksanakan hak pilihnya dengan mengenakan kaus warna merah muda dan menutup wajahnya rapat-rapat menggunakan topi dan masker warna hitam.
Sedangkan, istri Nyono, Tjaturina Yuliastuti, memberikan hak suaranya di TPS 5 Desa Spanyul, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Baca juga: KPU selidiki hilangnya ribuan surat suara di Cirebon
Baca juga: Ketua KPPS coblos seluruh surat suara gubernur-bupati
Baca juga: Yang "aneh bin ajaib" di Pilkada Indragiri Hilir
Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Warna-warni Pilkada Serentak 2018"
Post a Comment