Analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra di Jakarta, Senin, mengatakan, penguatan rupiah disebabkan dolar yang tertekan merespon cuitan Presiden Trump pada Jumat (20/7) lalu, yang menyatakan penguatan dolar mengurangi daya saing AS dalam perdagangan internasional.
"Bisa dikatakan kalau Presiden Trump tidak terlalu senang melihat penguatan dolar," ujar Putu.
Dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) sendiri pada Senin, tercatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp14.454 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.520 per dolar AS.
Pada akhir pekan lalu, laju rupiah sempat menyentuh level Rp 14.500-an di akhir perdagangan akhir pekan. Masih cenderung menguatnya dolar AS seiring optimistis The Fed terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok membuat pergerakan rupiah cenderung melemah.
Baca juga: Rupiah senin pagi menguat menjadi Rp14.455
Bahkan sentimen dari dalam negeri dimana Bank Indonesia masih mempertahankan tingkat suku bunganya tampaknya tidak dihiraukan rupiah. Tidak hanya itu, sejumlah sentimen yang diyakini positif juga tidak membantu rupiah untuk bergerak positif.
Seperti diketahui, Bank Indonesia berencana menerbitkan Indonia, suatu instrumen baru di pasar uang yang diharapkan dapat memberikan acuan penentuan bunga transaksi perbankan di pasar.
Lalu, Bank Indonesia juga berencana menerbitkan kembali Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bertenor 9 dan 12 bulan yang dinilai lebih likuid.
Tidak hanya itu, dari sisi pemerintah juga terus mengawasi percepatan pelaksanaan mandatori biodiesel untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan.
Senada dengan rupiah, Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore ditutup menguat 43,01 poin atau 0,73 persen menjadi 5.915,8.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 11,8 poin (0,28 persen) menjadi 936,97.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah menguat ke Rp14.482/dolar"
Post a Comment