
"Buat saya itu suatu mukjizat di antara sekian banyak, hanya satu tangan saja yang teridentifikasi. Itu menyatakan Tuhan baik buat saya, buat keluarga saya. Jadi terpuji nama Tuhan Yesus, itu saja," kata ibu Hizkia, Sila Fenita di RS Polri Raden Said Sukanto, Jakarta Timur, Jumat malam.
Hal tersebut lantaran saat dikirim ke RS Polri dalam kantung jenazah pada Kamis (1/11), jenazah Hizkia hanya menyisakan lengan kanan dengan tiga jarinya, yakni ibu jari, telunjuk dan kelingling.
Meski begitu, tim Disaster Victim Investigation (DVI) RS Polri Raden Said Sukanto bisa mengidentifikasi korban melalui sidik jari yang memiliki kecocokan 14 titik dengan data antemortem.
Setelah berhasil teridentifikasi, Sila dan suaminya, Johan Harry Saroinsong, membawa jenazah Hizkia pada Sabtu (3/11) ke kediamannya di Jalan Kramat V Nomor 20 RT 004 RW 009, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.
Baik Sila dan Johan, keduanya tidak memastikan lagi apakah potongan tubuh yang berhasil teridentifikasi itu adalah putranya atau bukan.
"Kami sudah enggak lihat lagi, kami percaya dengan informasi yang ada dan kami amini. Itu saja. Semuanya (kondisi keluarga) masih baik," kata Sila.
Hizkia merupakan satu dari tiga korban yang berhasil diidentifikasi pada Jumat bersama Chandra Kirana (29) dan satu korban wanita bernama Monni (41).
Berdasarkan keterangan dari kepolisian, korban Lion Air JT 610 yang berhasil teridentifikasi hari Jumat ini, hasil dari rekonsiliasi postmortem jenazah korban dan data antortem dari keluarga atau dari pihak lainnya. Data yang digunakan oleh Kepolisian adalah data primer berupa sidik jari, susunan gigi dan DNA, ditambah data sekunder, yakni tanda medis seperti tato dan bekas operasi, lalu properti yang dibawa dan data pendukung lainnya.
Chandra yang berusia 29 tahun berjenis kelamin laki-laki, berhasil teridentifikasi melalui medis dan properti, yakni dari sepatu "sneaker" putih kaki kanannya yang dicocokan dengan rekaman CCTV Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, sebelum pesawat nahas tersebut berangkat.
Lalu Monni berusia 41 tahun berjenis kelamin wanita, berhasil teridentifikasi melalui tanda medis, yakni dari tato di bagian punggung kanannya yang dicocokan dengan sketsa oleh pembuat tato yang bersangkutan.
Sementara Hizkia yang berusia 23 tahun berjenis kelamin laki-laki, berhasil teridentifikasi lewat sidik jari ibu jari, telunjuk dan kelingking tangan kanan yang langsung disamakan dengan sistem KTP Elektronik melalui mesin Mambis dan INAFIS portable.
Saat ini masih ada sekitar 269 potongan tubuh yang belum berhasil diidentifikasi identitasnya oleh tim DVI.
Hingga berita ini ditulis, jumlah kantung jenazah yang masuk ke RS Polri Raden Said Sukanto, Jakarta Timur, adalah 71 kantong dan 14 kantong properti.
Dengan teridentifikasinya tiga korban lagi Jumat ini, sudah ada empat jenazah korban kecelakaan Lion Air JT 610 yang teridentifikasi setelah sebelumnya Jannatun Cintya Dewi juga berhasil teridentifikasi pada Rabu (31/10).
Pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Tanjungpakis Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Senin (29/10), setelah sebelumnya hilang kontak selama tiga jam sejak pukul 06:33 WIB.
Baca juga: Polisi melanjutkan penyelaman di lokasi jatuhnya Lion Air
Baca juga: Dua jenazah yang teridentifikasi dipulangkan Sabtu
Baca juga: KNKT menyampaikan perkembangan investigasi Lion hari ke-5
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Keberhasilan mengidentifikasi Hizkia dinilai mukjizat"
Post a Comment