"Kami melakukan banyak hal misalnya memperbaiki data penerima bansos karena ini penting supaya tidak gampang diselewengkan," kata Komisioner KPK Laode Muhammad Syarif di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan, perbaikan data penerima bansos lebih baik jika dilakukan sesuai dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sehingga sesuai nama penerima dengan yang ada didata.
Kementerian Sosial menggelar workshop dalam rangka peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia yang diperingati setiap 9 Desember yang menghadirkan komisioner KPK sebagai salah satu pembicara.
Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita pada kesempatan yang sama mengatakan, kerja sama dengan KPK untuk mengawasi bansos sangat penting mengingat anggaran di Kementerian Sosial terus meningkat terutama terkait bansos.
"Ini berhubungan dengan uang yang tidak kecil. Uang ini adalah uang rakyat melalui pajak. Maka ada suatu kepentingan dan komitmen dari Kemensos agar dalam pelaksanaan program itu kita lakukan dengan clean and good governance," kata Mensos.
Bahkan sebagai bentuk komitmennya, seminggu setelah dilantik sebagai Menteri Sosial, Agus Gumiwang berkunjung ke KPK untuk meminta pengawalan terhadap program-program di Kemensos terutama bansos.
Anggaran bansos di Kemensos naik dua kali lipat mencapai Rp54 triliun pada 2019. Bansos tersebut antara lain Program Keluarga Harapan dan Bantuan Pangan Non Tunai.
Dia menambahkan, dalam penyaluran bansos, Kemensos menerapkan prinsip 6T yaitu tepat sasaran, tepat waktu, tepat jumlah tepat kualitas, tepat harga dan tepat administrasi.
"Kalau good governance dan good goverment kita terapkan dalam semua program Kemensos 6T itu insya Allah bisa kita capai," ujar Agus.
Baca juga: Kartu disabilitas seharusnya tidak dipahami sebagai kartu bansos
Baca juga: Mensos klaim perubahan Rastra ke BPNT berjalan sangat baik
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "KPK ingatkan Kemensos awasi bansos"
Post a Comment