"LIPI harus jadi yang terdepan dalam riset, konteksnya yang pertama infrastrukturnya," kata Handoko di Jakarta, Selasa.
Dengan membangun infrastruktur riset, kata dia, diharapkan tidak ada lagi peneliti yang terkendala pada sarana dan prasarana saat hendak melakukan penelitian.
"Jadi tidak boleh orang beralasan tidak bisa karena tidak ada alat. Misal dia ngga punya di kampusnya, kalau datang ke sini harus bisa dan ada," kata dia.
Tujuan pembangunan infrastruktur riset untuk seluruh peneliti Indonesia ini dimaksudkan untuk memperbanyak hasil penelitian dan meningkatkan kualitas riset. "Itu yang paling penting," ujar Handoko.
Selain itu, LIPI juga ditargetkan untuk bisa menghasilkan dana yang setara dengan jumlah anggaran APBN yang diterima oleh LIPI. Handoko menjelaskan akan memanfaatkan seluruh aset miliki LIPI yang memungkinkan untuk diinvestasikan.
"Simpel saja. Kalau riset belum jelas bisa engganya, semua lahan kita konsesikan. Kita ngga menjual hasil riset, tapi aktivitas dan proses riset itu kita jual dulu. Misalnya kampus ini kita bikin kaya Taman Ismail Marzuki, tapi untuk sains. Swasta saya suruh masuk, ada kafe, kantin, jadi begitu orang datang baru kita papar sains," jelas Handoko.
Menurut dia, bergantung pada hasil riset membutuhkan waktu yang sangat lama dan tidak pasti. Sehingga dengan mendasarkan pada ketentuan yang dituangkan pada Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur tentang optimasi aset negara.
Baca juga: LIPI targetkan cetak 100 profesor riset tahun 2019
Baca juga: LIPI kukuhkan tiga profesor riset
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "LIPI akan perkuat infrastruktur riset"
Post a Comment