Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa komentar optimis oleh Presiden the Fed New York Williams bahwa ekonomi AS kuat dan mendukung kenaikan suku bunga kembali mendorong dolar AS terapresiasi.
"Fed New York menilai ekonomi AS kuat dan mendukung kenaikan suku bunga secara bertahap pada 2019 sehingga membuat mata uang 'emerging market', termasuk rupiah mengalami tekanan," katanya.
Ia menambahkan kekhawatiran mengenai perang dagang yang kembali muncul turut menjadi faktor negatif bagi mata uang di negara berkembang.
"Pelaku pasar kembali khawatir atas perang dagang AS-China, kondisi itu melemahkan permintaan untuk aset mata uang berisiko," katanya.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada menambahkan sikap pelaku pasar yang meragukan kesepakatan gencatatan perang tarif dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok menjadi beban mata uang rupiah.
"Situasi itu membuat pelaku pasar beralih ke dolar AS untuk menjaga nilai asetnya," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (5/12), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp14.383 dibanding sebelumnya (4/12) di posisi Rp14.293 per dolar AS.
Baca juga: Ini kata analis, penyebab rupiah melemah 94 poin
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kelik Dewanto
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah ditutup melemah ke Rp14.390"
Post a Comment