"Yang dapat Rp2 juta, nanti naik menjadi Rp3 juta, naik lagi Rp6 juta. Kalau sudah naik ke Rp10 juta nanti pindah kelas ke KUR, ke bank, bisa BRI, BTN, BNI, Mandiri, bisa mendapat Rp10 juta, Rp25 juta, bisa Rp500 juta," kata Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan sekitar Program Mekaar di Muara Gembong Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu.
Ia mengingatkan peserta program itu agar disiplin dalam penggunaan uang pinjaman dan mulai belajar pembukuan.
"Dicatat semua pemasukan dan pengeluaran sehingga nanti ketika naik kelas ke KUR sudah punya pembukuan karena kalau minta KUR ke bank pasti ditanya pembukuan," kata Kepala Negara.
Menurut Presiden, kepercayaaan yang telah diberikan dengan menerima pinjaman tanpa agunan harus dijaga.
"Mendapat kepercayaan tidak mudah, harus disiplin, kerja keras dan mempertahankan kejujuran. Saya ingin dua tiga tahun lagi peserta program ini naik ke KUR," katanya.
Presiden mencontohkan ibu ibu di Jakarta yang sebelumnya melakukan usaha dengan menitipkan barangnyavke warung orang lain saat ini sudahbounya warung sendiri.
"Kemarin waktu di Jakarta saya ketemu dengan ibu-ibu Mekaar PNM yang dapat Rp3 juta, saya tanyakan untuk apa. Untuk jualan nasi uduk, jualan pempek dari sebelumnya hanya menitipkan tapi setelah itu ada warung. Oke, ini bagus," katanya.
Presiden juga menceritakan pengelaman mengembangkan usaha dengan memulai dari sebuah uang yang sangat sangat kecil.
"Kalau tanya ke saya kerjanya jam berapa Pak? Ya habis Subuh sampai tengah malam. Sampai kurus begini saya. Jangan dipikir saya tidak mengalami, saya mengalami," katanya.
Ia mengaku memulai usaha dari yang supermikro kemudian naik ke tingkat yang lebih atas, mikro, naik lagi ke usaha kecil. "Ibu-ibu nanti juga akan kita bawa ke sana," katanya.
Baca juga: Presiden panen udang di Muara Gembong Bekasi
Pewarta: Agus Salim
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2019
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Presiden berharap makin banyak peserta "Mekaar" naik kelas"
Post a Comment