"Kedua calon tidak banyak berbeda (visi misi soal isu lingkungan). Kami ragu terhadap keberpihakan kedua calon karena kalau dilihat track record masing-masing, petahana masih pro terhadap industri ekstraktif dan dari kubu oposisi banyak terlibat bisnis ekstraktif," kata Nur Hidayati, dalam konferensi pers, Jakarta, Senin.
Menurutnya kedua capres masih terlalu berpihak kepada industri daripada kelestarian lingkungan.
"Isu lingkungan itu hanya jadi embel-embel, belum menjadi hal yang utama. Kedua calon tidak berikan pilihan yang lebih baik terkait dengan lingkungan hidup dan keselamatan rakyat," katanya.
Siapapun nanti capres-cawapres yang terpilih pada Pilpres 2019, ia menekankan pentingnya pengawasan masyarakat.
"Pengawasan masyarakat menjadi penting, kritisi bila proyek pembangunan dilaksanakan, apa dampaknya terhadap keseimbangan lingkungan," katanya.
Ia menambahkan, saat ini banyak proyek pembangunan yang berlokasi di lahan rawan bencana. Hal itu sangat berbahaya karena jika terjadi bencana ekologi dapat berakibat fatal.
Ia pun meminta pemerintah agar dalam pembangunan tidak hanya memperhatikan aspek ekonomi saja, tapi juga memperhatikan potensi risiko bencana.
Baca juga: Walhi ingatkan meningkatnya potensi bencana
Baca juga: Sumsel alami 176 bencana ekologis, sebut Walhi
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2019
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Walhi nilai capres-cawapres kurang perhatian pada kelestarian lingkungan"
Post a Comment