Rupiah melemah 25 poin atau 0,17 persen menjadi Rp14.480 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.455 per dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa, mengatakan meski KPU sudah menetapkan hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) tetapi drama politik belum sepenuhnya usai. Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga menolak hasil rekapitulasi suara tersebut. Kubu 02 menilai pilpres penuh dengan kecurangan sehingga legalitasnya dipertanyakan.
"Oleh karena itu, aksi massa pada 22 Mei masih terjadwal. Risiko keamanan masih cukup tinggi, sehingga mungkin menjadi perhatian investor," ujar Ibrahim.
Selain itu, terkait beban defisit neraca perdagangan April 2019 yang mencapai 2,5 miliar dolar AS, pelaku pasar masih belum move on. Sementara pada kuartal I-2019, defisit transaksi berjalan ada di 2,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), memburuk ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 2,01 persen dari PDB.
Dengan neraca perdagangan yang tekor habis-habisan pada April dan mungkin berlanjut pada Mei akibat tingginya impor mengantisipasi kebutuhan pada saat bulan puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah, maka prospek transaksi berjalan pada kuartal II-2019 boleh dibilang suram.
"Artinya pasokan devisa yang bertahan lama dari ekspor-impor barang dan jasa masih seret, sehingga rupiah bergantung kepada arus modal di pasar keuangan atau hot money yang bisa keluar-masuk dalam satu kedipan mata. Rentan sekali," kata Ibrahim.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.463 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.463 per dolar AS hingga Rp14.480 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa menunjukkan rupiah menguat menjadi Rp14.462 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.478 per dolar AS.
Suasana usai KPU sampaikan hasil final rekapitulasi nasional Pilpres 2019
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2019
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah ditutup melemah, dekati Rp14.500 pasca-pengumuman KPU"
Post a Comment