Keterangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Jakarta, Selasa, menyatakan lelang tersebut tidak mencapai target indikatif yang ditetapkan Rp15 triliun.
Untuk seri SPN12200213, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp2,2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,94545 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 13 Februari 2020 ini mencapai Rp4,54 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon diskonto ini mencapai 5,9 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,12 persen.
Untuk seri FR0077, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp2,1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,58459 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2024 ini mencapai Rp4,19 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,125 persen ini mencapai 7,55 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,00 persen.
Untuk seri FR0078, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp3,1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,09502 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2029 ini mencapai Rp7,41 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,25 persen ini mencapai 8,07 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,23 persen.
Untuk seri FR0068, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp2,4 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,60485 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Maret 2034 ini mencapai Rp5,38 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,375 persen ini mencapai 8,55 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,73 persen.
Untuk seri FR0079, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp0,9 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,69177 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 April 2039 ini mencapai Rp1,80 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,375 persen ini mencapai 8,65 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,8 persen.
Untuk seri FR0076, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp0,1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,76471 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2048 ini mencapai Rp0,46 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,375 persen ini mencapai 8,7 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 9,0 persen.
Pemerintah tidak memenangkan lelang untuk seri SPN03190822 karena rendahnya penawaran yang masuk yaitu Rp2,4 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 5,85 persen dan imbal hasil tertinggi masuk 6,0 persen.
Sebelumnya, pada lelang tujuh seri SUN pada Selasa (7/5), pemerintah menyerap dana sebesar Rp21,57 triliun dari penawaran masuk mencapai Rp32,95 triliun.
Baca juga: Rupiah ditutup melemah, dekati Rp14.500 pasca-pengumuman KPU
Baca juga: IHSG ditutup menguat 44,25 poin, dekati 6.000 pasca-pengumuman KPU
Tanpa APBN, kuota haji bertambah 10 ribu
Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2019
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Untuk biayai APBN, Pemerintah serap Rp10,8 triliun lelang SUN"
Post a Comment