Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo mengungkapkan, tangga manual digunakan sebagai alat penghubung antara kapal dan daratan yang digunakan penumpang kapal untuk turun.
"Di Tanjung Priok, ini fasilitasnya tak sebesar kapal yang ada. Di Medan, Makassar, Surabaya, hingga Sorong, mobilitas penumpang dari terminal ke kapal atau sebaliknya sudah menggunakan gardabarata," ujarnya, ditemui di Tanjung Priok, Selasa (27/6).
Menurut dia, pelabuhan-pelabuhan lain sudah meninggalkan tangga manual dan berpindah ke garabarata yang mengadopsi teknologi layaknya belalai yang menghubungkan boarding room dengan pesawat di bandara-bandara.Sebagai pelabuhan internasional, apalagi terletak di ibukota negara, Sugihardjo menyarankan agar penggunaan gardabarata juga bisa diterapkan di Tanjung Priok. Keberadaan gardabarata disebut bisa semakin mempermudah akses masyarakat keluar masuk kapal.
Itu artinya, kata Sugihardjo, pelayanan terhadap masyarakat perlu ditingkatkan di Pelabuhan Tanjung Priok, khususnya dari sisi fasilitas terminal penumpang.
Memang, aktivitas penumpang di Pelabuhan Tanjung Priok tak seramai di pelabuhan-pelabuhan lain dan keberadaan gardabarata tak akan terlalu memengaruhi sisi biaya terminal dan pendapatan di sana.Namun, apabila berbicara pelayanan dan tanggungjawab perusahaan terhadap penumpang, ia menekankan bahwa keberadaan gardabarata harus direalisasikan di Tanjung Priok.
"Sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan, saya pikir perlu kami perlu memberikan perhatian terhadap layanan penumpang," imbuhnya. (bir)
Baca Kelanjutan Kemenhub Soroti Tangga Manual di Pelabuhan Tanjung Priok : http://ift.tt/2sdKlUMBagikan Berita Ini
0 Response to "Kemenhub Soroti Tangga Manual di Pelabuhan Tanjung Priok"
Post a Comment