Search

Menggusur Rumah, Menggeser Sekolah

Jakarta, CNN Indonesia -- Tangis Siti Aisyah (38) pecah saat melihat alat berat meruntuhkan rumahnya yang terkena dampak penataan kawasan Bukit Diri, Jakarta Selatan. Bersama ratusan warga lainnya, Siti dan keluarganya direlokasi ke Rusun Rawa Bebek.

Meski dijanjikan akan mendapat hunian yang lebih nyaman dibanding rumah tinggalnya sekarang, Siti tampak tak begitu senang.

Ia memikirkan perjuangan anak bungsunya nanti yang harus menempuh perjalanan lebih jauh ke sekolah. Istri seorang kuli bangunan tersebut adalah ibu dari dua orang putera, yakni Yoga Pratama (16) dan Mukti Kusuma (9).

Mukti kini duduk di bangku kelas 4 SDN 15 Manggarai, Jakarta Pusat. Sehari-harinya, Mukti biasa berjalan kaki menuju sekolahnya. Tak heran, jarak dari rumahnya yang kini telah rata dengan tanah menuju sekolah itu hanya berjarak 700 meter.

Berbeda dengan jarak dari Rusun Rawa Bebek menuju sekolahnya yang berkali-kali lipat lebih jauh, yaitu sekitar 15 kilometer. Tentu saja, Mukti harus menempuh perjalanan lebih lama.

Permasalahan tersebut tak hanya menimpa Siti, tapi juga puluhan Ibu lainnya yang terkena dampak penertiban Bukit Duri.

Foto: CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi

Diana (32), korban penertiban lainnya juga mengeluhkan jauhnya jarak sekolah sang anak dengan rusun yang ia tinggali saat ini. Ia menyayangkan waktu sang anak untuk mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) semakin berkurang.

"Sekarang dia belajarnya jadi sedikit. Dulu kan jarak sekolah sama rumah kan dekat. Sekarang jauh," katanya.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun menyatakan akan memfasilitasi warga penertiban Bukit Diri yang ingin anaknya pindah sekolah karena alasan jarak.

"Sudah dirapatkan dengan asisten Kesra, itu akan ditangani oleh Dinas Pendidikan. Jadi mereka tidak diperlakukan seperti penerimaan siswa baru, tapi penerimaan khusus Jakarta Timur," kata Tri Kurniadi, Walikota Jakarta Selatan pada Selasa (11/7) di Balai Kota, Jakarta.

Tri menambahkan, pemerintah akan memastikan urusan administrasi selesai hingga sang anak diterima di sekolah barunya.

Meski demikian, Siti mengaku putranya tidak berniat untuk pindah sekolah."Yang SMK (Yoga) enggak pindah. Yang SD (Mukti) enggak mau dipindahin. Takutnya adaptasi lagi."

Berdasarkan data pendidikan dari Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, jumlah siswa yang terkena penertiban dan siap dinormalisasi sebanyak 253 siswa, terdiri dari siswa SD, SMP, dan SMA.

Walau Pemprov DKI menyediakan bus pengumpan Trans Jakarta dengan rute Rusun Rawa Bebek menuju Bukit Duri, Siti merasa kendaraan tersebut tidak nyaman karena Mukti harus berangkat lebih awal untuk menghindari kepadatan bus di jam-jam sibuk.

"Kasihan anak-anak dari sebelum subuh sudah bangun. Sedangkan pulang jam 11 sampai 12. Takutnya kesehatannya terganggu karena kurang tidur," kata ibu rumah tangga tersebut. (asa)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Menggusur Rumah, Menggeser Sekolah : http://ift.tt/2tGdDux

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Menggusur Rumah, Menggeser Sekolah"

Post a Comment

Powered by Blogger.