"Pelaku (Mulyadi) terprovokasi via media sosial," ujar Kadiv Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto saat dihubungi, Minggu (2/7).
Setyo mengatakan, Kepolisian telah memeriksa dua rekan Mulyadi, yakni seorang pedagang di Pasar Roxy, Bekasi, yang memiliki lapak dagangan dekat tempat Mulyadi berjualan parfum di pasar tersebut dan rekan Mulyadi semasa Sekolah Menengah Atas.
Bahkan, dua hari sebelum menyerang, Mulyadi intens melihat konten radikal yang terdapat di media sosial melalui telepon genggam. Konten itu ditengarai menjadi penyebab Mulyadi menyerang personel Brimob.
"Satu atau dua hari sebelum kejadian, Mulyadi ini tinggal di tempat temannya di daerah Jakarta Selatan. Selama menginap, pelaku selalu asik main medsos radikal," ujarnya.
Imbau personel saling jaga
Setyo mengimbau, seluruh personel Polri untuk bisa saling menjaga ketika sedang melaksanakan salat. Ia bekata, personel Polri harus bergantian salat untuk menjaga keamanan sebagaimana prosedur yang berlaku.
"Kalau salat tidak semua langsung salat. Sebagian menjaga, sebagian salat," ujarnya.
Sebelumnya, pelaku menyerang dengan menusuk dua anggota Brimob usai salat Isya di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan, Jumat (30/6). Kedua anggota bernama AKP Dede Suhatmi dan Briptu M. Syaiful Bakhtiar saat itu tengah salat di saf ketiga dalam masjid.
Pelaku yang menyerang korban langsung melarikan diri ke arah Terminal Blok M. Ketika dalam pengejaran oleh anggota Brimob lain, pelaku diduga berbalik melawan dan kemudian berujung tembakan di kepala dan dada.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pelaku Penyerang Anggota Brimob Terpengaruh Media Sosial"
Post a Comment