Ketua Bidang Hubungan dan Kajian Strategis GP Ansor Nuruzzaman mengatakan aksi bela Hary Tanoe yang dilakukan Alumni 212 justru bisa menimbulkan persepsi yang negatif di masyarakat. Pendapat soal aksi bela bos MNC itu merupakan penilaiannya pribadi.
Nuruzzaman mengatakan masyarakat bisa berasumsi hal tertentu tentang dugaan kedekatan antara penggiat aksi 212 dengan Hary Tanoe. Walaupun demikian, kata dia, asumsi itu adalah hal wajar karena aksi yang dilakukan Alumni 212 relatif kontradiktif.
"Selama ini aksi 212 ini menolak pemimpin non-muslim. Saya pribadi memiliki asumsi bahwa Hary Tanoe memanfaatkan Aksi 212, dan masyarakat pasti punya asumsi. Seharusnya masyarakat bisa menilai sendiri," jelas Nuruzzaman ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (15/7).
Meski demikian, kata dia, setiap warga negara memiliki hak untuk menyuarakan pendapat. Terlebih, kepastian itu diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang kemudian diturunkan ke dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
"Melakukan aksi itu adalah hak individu dan hak kelompok. Di dalamnya ada proses dan dilindungi secara konstitusi," katanya.
Pada Jumat, Presidium Alumni 212 menggelar aksi ke kantor Komnas HAM di Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat untuk membela sejumlah ulama, dan aktivis politik yang diduga dikriminalisasi.
Ketua Presidium Alumni 212, Ansufri Idrus Sambo mengatakan, sebenarnya tidak hanya Hary Tanoe saja yang dibela.
"Enggak harus HT sebenarnya. Kebetulan ada yang kasih tahu kita, bilang ke kita, 'Tolong dong HT (Hary Tanoesoedibjo) dibantu, kan dia banyak bantu berita kita juga'. Ada yang sampai ke saya. Ya sudah nanti kita bantu," kata Sambo. (asa)
Baca Kelanjutan Pengurus GP Ansor Angkat Suara soal Alumni 212 dan Hary Tanoe : http://ift.tt/2vnCOzTBagikan Berita Ini
0 Response to "Pengurus GP Ansor Angkat Suara soal Alumni 212 dan Hary Tanoe"
Post a Comment