Terungkapnya kasus pencurian beras ini berawal dari informasi karyawan di gudang Bulog yang kemudian ditindaklanjuti oleh Satuan Pengawas Internal (SPI) Bulog Divisi Regional Jawa Tengah.
"Diawali dari laporan karyawan kami sendiri, karena di kami ada sistem Whistle Blowing System (WBS). Lalu kita tindak lanjuti lewat Satuan Pengawas Internal," ungkap Kepala Bulog Divre Jawa Tengah Djoni Nur Ashari.
"Hasil temuan SPI ternyata benar, ada kecurangan praktik pencurian barang negara. Karena masuk dalam kategori korupsi seiring adanya kerugian negara, maka kita langsung melaporkannya ke Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah," tambah Djoni.
Hasil pemeriksaan Penyidik Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah mendapati bila aksi korupsi beras dilakukan dengan modus mengelabui tumpukan beras di bagian tengah.
Hendrik menambahkan, penyidik telah memeriksa lima orang sebagai saksi, dua diantaranya adalah kepala gudang dan juru timbang yang kini telah dinon-aktifkan.
"Lima orang masih kita periksa sebagai saksi. Yang dua itu kepala gudang dan juru timbang, karena mereka yang menjadi penanggung jawab stok beras di gudang", tambah Hendrik.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang mendapat laporan atas korupsi beras di Bulog Semarang ini merasa berang dan minta proses hukum untuk mencari pelakunya segera dituntaskan.
Melihat jumlah beras yang raib mencapai 600 ton ini, korupsi beras di Gudang Bulog Semarang ini diduga dilakukan secara bertahap selama berbulan-bulan. </span> (osc/osc)
Baca Kelanjutan Beras 600 Ton Dikorupsi Orang Dalam, Bulog Jateng Rugi Rp6 M : http://ift.tt/2wC5OaTBagikan Berita Ini
0 Response to "Beras 600 Ton Dikorupsi Orang Dalam, Bulog Jateng Rugi Rp6 M"
Post a Comment