Ketua Bidang Penegakan Khilafah DPP FPI Awit Masyhuri mengatakan, organisasinya telah merumuskan jalan menegakkan khilafah sejak 2008 pada Musyawarah Nasional II FPI. Rumusan itu kemudian diperdalam di Munas berikutnya pada 2013.
Awit menjelaskan, yang melatari FPI merumuskan langkah menegakkan khilafah karena negara-negara Islam tidak berdaya dan tercerai berai. Dalam posisi ini, ujar Awit, organisasinya berupaya menyatukan negara-negara Islam agar mereka memiliki kekuatan yang signifikan di dunia.
“Yang penting kita bersatu, kalau sudah bersatu, nanti kita sepakat bikin khilafah, atau OKI kita bikin khilafah, enggak ada masalah, yang penting dunia Islam bersatu,” kata Awit saat ditemui di kantor DPP FPI, awal Agustus.
Meski demikian, dia menegaskan, FPI tidak memiliki niat untuk melenyapkan NKRI atau negara-negara Islam lainnya.
Negara Lenyap
Awit berpendapat, negara akan lenyap dengan sendirinya ketika persatuan Islam di dunia menguat dalam satu kekhalifahan. Negara yang menyekat mereka tak lagi dibutuhkan.
“Kalau mereka merasakan persatuan itu luar biasa, dengan sendirinya (lenyap) sekat-sekat seperti Indonesia, Malaysia, kalau mereka menyadari, enggak mau pakai lagi nama-nama (negara) itu tapi menjadi satu kesatuan, enggak bisa dipungkiri,” kata Awit.
Namun jika umat Islam masih nyaman mempertahankan negaranya masing-masing meskipun khilafah sudah terbentuk, menurut Awit, itu pun tak menjadi masalah. “Itu kesepakatan saja, itu nanti. Sekarang ini FPI sedang berusaha bagaimana mewujudkan persatuan menuju khilafah,” ujarnya.
Proses penegakan khilafah yang dilakukan FPI saat ini dalam tahap sosialisasi ke masyarakat melalui dakwah di tablig akbar, majelis taklim, seminar, forum kajian, maupun artikel di buletin dan media sosial. Awit menyadari penjelasan konsep khilafah ke umat memang tidak mudah dilakukan.
|
FPI juga melakukan konsolidasi dengan sejumlah ormas Islam. Pada 2015, menurut Awit, organisasinya pernah membuat kajian tentang khilafah yang dihadiri ormas-ormas Islam. Hampir tidak ada perbedaan pandangan di antara ormas Islam mengenai khilafah di akhir zaman.
Hanya saja yang diperdebatkan adalah kekhalifahan sebelum khilafah berdiri. FPI tak ingin masuk ke wilayah itu, tapi memilih menyatukan negara-negara Islam. “Baru tataran konsolidasi, belum apa-apa kami sudah digebuk pakai Perppu (Ormas), yang kemudian HTI dibubarkan,” kata Awit.
Kedutaan Besar
Selain konsolidasi ke masyarakat, penjelasan mengenai penegakan khilafah juga dilakukan FPI ke sejumlah lembaga, termasuk kedutaan besar negara-negara Islam. Awit mengklaim pihaknya pernah menyurati Dubes Arab Saudi terkait hal ini, namun direspons curiga.
“Mereka merebut kekuasaan setengah mati, yang ada di benak mereka curiga. Kalau menegakkan khilafah, maka mereka harus menanggalkan kekuasaan, kadang seperti itu persepsinya,” kata Awit.
“Kalau sudah khilafah, khilafah ini kan sama dengan pemimpin, nah ini sensitif,” tambahnya.
Dia mengakui, FPI belum pernah melakukan sosialisasi soal khilafah di forum internasional. Organisasinya hanya pernah menyurati OKI ketika menggelar konferensi di Indonesia. Surat itu pun tak berbalas.
“Berat, kalau masih tataran ormas kayak FPI kemudian (berharap) bisa menaklukkan kepala-kepala negara. Paling bisa menyurati, seminar, kajian, enggak jauh dari itu,” kata Awit.
|
Awit menduga, langkah FPI menyatukan umat Islam dianggap sebagai tanda bahaya oleh negara-negara Barat. Sehingga ormas yang mengusung penegakan khilafah akan dibubarkan.
“Enggak ada angin, enggak ada hujan, tiba-tiba khilafah dihabisi. Ini bisa jadi pesanan dari luar sana. Dunia Barat, Eropa, pasti enggak menginginkan umat Islam bersatu,” katanya.
Meski resistensi terhadap penegakan khilafah begitu kuat, Awit menegaskan, FPI tidak akan berhenti membumikan penegakan khilafah kepada umat Islam. Bagi mereka, perjuangan itu wajib dilakukan karena bagian dari ajaran Islam.
“Kami enggak akan pernah takut, enggak akan pernah khawatir untuk menyosialisasikan penegakan khilafah,” tegasnya. </span> (asa)
Baca Kelanjutan FPI, Khilafah Islamiyah dan Negara yang Lenyap : http://ift.tt/2uVJANABagikan Berita Ini
0 Response to "FPI, Khilafah Islamiyah dan Negara yang Lenyap"
Post a Comment