Pernikahan itu diyakini akan semakin mempererat hubungan Budi dan Buwas yang sejak lama terbangun di Korps Bayangkhara. Namun, pengamat Kepolisian dari Institute Security and Strategic Studies Bambang Rukminto menyatakan, pernikahan ini bersifat pribadi, tidak ada kepentingan politik di balik agenda sakral tersebut.
"Saya kira tidak ada (kepentingan). Itu soal pribadi," ujar Bambang kepada CNNIndonesia.com, Selasa (28/8).
Bambang mengatakan, pihak yang menilai ada kepentingan politik atau jabatan di balik pernikahan itu ibarat seorang anak kecil yang asal bicara.
Menurut Bambang, kedua petinggi kepolisian itu termasuk sosok profesional. Keduanya dianggap telah membuktikan hal tersebut saat bertugas di tempatnya saat ini.
"Kalau sekarang pengaruh nyaris tidak ada. Sekarang komposisinya Pak BG di luar struktur Kepolisian. Jadi nyaris tidak ada," ujarnya.
Sementara itu, Bambang menilai Buwas adalah sosok yang unik. Ia dianggap mampu bertindak independen meski banyak isu negatif menerpanya, salah satunya kala Buwas diklaim membela BG yang ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
"Isu waktu 2015 santer sekali tentang kedekatan Pak BG dan Pak Buwas relatif disorot. Tapi pasca ditarik ke BNN ia semakin bisa mandiri," ujar Bambang.
Menurut Bambang, Buwas juga hanya memiliki sedikit peluang untuk masuk kembali sebagai pejabat Kepolisian, yaitu menggantikan posisi Irawasum Polri Komjen Dwi Priyatno yang akan pensiun akhir tahun ini.
b
"Pak Buwas peluangnya kecil kembali ke Kepolisian. Baiknya beliau di BNN," ujarnya.
Budi Waseso dan Budi Gunawan mendapat sorotan saat terjadi ketegangan antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan rekening gendut.
Dalam kasus itu, Budi Gunawan yang menjadi calon Kapolri ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, pada Januari 2015.
Di sisi lain, Budi Waseso yang saat itu menjabat Kabareskrim terus diterpa kabar tak sedap. Ia disebut orang dekat Budi Gunawan. Dia pun berkali-kali meminta agar soal asmara atau hubungan pribadi sang putri tak dibawa-bawa.
“Jangan dipelesetkan ke sana (asmara). Kasihan mereka tidak tahu apa-apa. Jangan dilibatkan dan dilebarkan ke mana-mana,” kata Kabareskrim di Mabes Polri, Jakarta, 31 Januari 2015 silam. </span> (has)
Baca Kelanjutan Pengamat: Tak Ada Kepentingan di Balik Besanan BG dan Buwas : http://ift.tt/2vbWbfnBagikan Berita Ini
0 Response to "Pengamat: Tak Ada Kepentingan di Balik Besanan BG dan Buwas"
Post a Comment