Mereka kikuk. Saat diperintah menghadap ke kiri, ada yang menggerakkan badan ke kanan. Begitu sebaliknya. Walaupun terlihat kikuk, tapi mereka terlihat penuh semangat mengikuti latihan.
Para Pak Ogah itu adalah calon anggota Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas (Supeltas) yang direkrut Satuan Lalu Lintas Polres Jakarta Pusat. Sejak Senin (21/8) hingga Kamis (24/8), calon Supeltas ini mengikuti serangkaian latihan dasar di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
"Besok semua pakai sepatu. Rambut digunting dan jangan pakai celana pendek, apalagi yang robek-robek," kata instruktur, Kanit Pendidikan dan Rekayasa Satlantas Polres Jakpus AKP Antoni Wijaya.
Satlantas Jakarta Pusat merekrut 48 Pak Ogah dari empat kecamatan yakni Kecamatan Tanah Abang, Kemayoran, Gambir dan Cempaka Putih. Keempat wilayah ini, kata Antoni memiliki titik kemacetan yang paling parah.
"Ya, itu pertimbangannya karena kalau tidak ada mereka potensi macet pasti lebih besar dan karena kami juga kekurangan anggota. Ada beberapa tempat yang mereka isi," ujarnya.
Antoni mengatakan pada hari pertama dan hari kedua, 48 calon ini dilatih 12 Gerakan Dasar Pengaturan Lalu Lintas dan PBB. Kemudian dua hari selanjutnya, mereka akan mengikuti latihan penanganan Tempat Pertama Tempat Kejadian Perkara (TP TKP), cara bicara efektif dan latihan bela diri dasar.
"Intinya supaya mereka disiplin," kata Antoni.
|
Sementara itu, pelatihan cara berbicara efektif bertujuan untuk membiasakan anggota Supeltas berbicara tegas namun sopan.
"Sebelum polisi datang misalnya, mereka harus berinisiatif untuk menangani kecelakaan. Misalnya membantu korban, mengamankan alat bukti hingga menunjukkan saksi mata," ujar Antoni.
Antoni mengatakan setelah mendapat latihan dan resmi menjadi anggota Supeltas, mereka akan berseragam resmi. Saat bertugas, mereka diharuskan profesional dan bukan lagi mengejar uang.
"Jadi kalau sudah jadi Supeltas, mereka tidak lagi mendahulukan kejar duit tapi mengatur agar lalu lintas berjalan lancar," ujarnya.
Ardi Surahaman (28) adalah salah satu dari 48 calon Supeltas ini. Pria yang sudah menikah ini mengaku tertarik ikut Supeltas karena tak mau lagi dikejar-kejar Satuan Polisi Pamong Praja setiap bekerja di jalanan.
"Makanya dengan ini kami bisa resmi dan tidak takut lagi," kata Ardi.
Ardi mengatakan, penghasilannya sehari-hari sebagai juru parkir di depan kantor Telkom, Jl Letjen Suprapto, Cempaka Putih selama ini memang tak selalu dapat mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Dan, bermodal keanggotaan resmi sebagai Supeltas, Ardi berharap kualitas hidupnya bisa berubah.
Hanya saja, kata Ardi, upah Supeltas belum dijelaskan polisi. Apalagi, sambung Ardi, mereka bakal dilarang dilarang meminta uang kepada pemilik kendaraan yang menggunakan jasanya sebagai pengatur lalu lintas.
"Itu yang saya mau tanyakan nanti ke pak polisi. Kami dapat upah atau tidak," ucapnya.
Pada akhir bulan lalu, Ditlantas Polda Metro Jaya mengeluarkan gagasan perekrutan Pak Ogah sebagai sukarelawan. Kala itu, pada 27 Agustus 2017, Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Halim Panggara mengatakan pemberdayaan Pak Ogah sebagai Supeltas tidak melanggar undang-undang.
Dia mengatakan, pemberdayaan ini didasari Undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Dalam pasal 256 disebutkan masyarakat berhak berperan serta dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan. </span> (wis/kid)
Baca Kelanjutan Semangat Pak Ogah Ikut Latihan Baris-berbaris dari Polisi : http://ift.tt/2w1HVY9Bagikan Berita Ini
0 Response to "Semangat Pak Ogah Ikut Latihan Baris-berbaris dari Polisi"
Post a Comment