"Menyusun rencana kontingensi, rencana kedaruratan yang melibatkan semua pihak," kata Sutopo di Lanud Halim Perdanakusuma, Selasa (19/9).
Unsur yang dilibatkan dalam pembahasan rencana kontingensi itu antara lain Polri, TNI, Basarnas, Kementerian dan Lembaga, serta dinas-dinas terkait.
BNPB, kata Sutopo, menargetkan rencana kedaruratan itu selesai dalam waktu satu minggu.
"Dan rencana kontingensi itu disusun berdasar rencana kesepakatan, kalau terjadi emergency mereka harus lakukan apa, di mana, bagaimana. Nah itu kami sepakati," ujar Sutopo.
Simulasi penting dilakukan lantaran masyarakat di sekitar Gunung Agung sudah lama tidak mengalami peristiwa letusan gunung berapi. Gunung Agung terakhir meletus pada 1963.
"Artinya langkah antisipasi dan sebagainya mungkin sudah lupa atau sosialisasi masih terbatas. Oleh karena itu peningkatan status ini kami gunakan untuk secara intensif melakukan sosialisasi," tutur Sutopo.
PVMBG pun merekomendasikan sterilisasi atau penghentian aktivitas masyarakat dan wisatawan pada radius 7,5 kilometer dari puncak Gunung Agung.
"Belajar dari letusan tahun 1963, batu besar terlontar secara tiba-tiba dalam radius tersebut," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Gede Suantika, di pos pengamatan gunung Agung di Desa Rendang, Kabupaten Karangasem, Selasa (19/9) seperti dikutip dari Antara. </span> (wis/djm)
Baca Kelanjutan BNPB Bahas Rencana Darurat Antisipasi Letusan Gunung Agung : http://ift.tt/2xjsigTBagikan Berita Ini
0 Response to "BNPB Bahas Rencana Darurat Antisipasi Letusan Gunung Agung"
Post a Comment