"Selama tiga bulan memang bocah itu (Hatf) pernah dititipkan, kemudian berangkat (ke Suriah). Tapi dia gak digodok di sana," kata anggota tim advokasi Alghiffari Aqsa dari Lembaga Bantuan Hukum Jakarta di Jakarta Pusat, Kamis (14/9).
Pesantren tersebut dikelola oleh Yayasan Al Urwatul Usro. Nama pesantren ini pertama kali disebut oleh Reuters terkait tewasnya Hatf di Suriah.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Yayasan Al Urwatul Usro Agus Purwoko mengatakan, tak ada perbedaan aktivitas Hatf saat mondok di Ibnu Masud.
"Aktivitasnya seperti yang lain, baca alquran, membaca hadis. Tidak ada perlakuan khusus dibanding yang lain, semua sama," kata Agus.
Hatf Syaiful Rasul, bocah asal Indonesia yang tewas bersama ISIS di Syuriah. (TELEGRAM/Handout via REUTERS)
|
Pengurus pesantren, kata Agus, juga tidak pernah mempromosikan agar anak-anak masuk ke pesantren itu. Biasanya informasi mengenai pesantren itu tersebar dari mulut ke mulut.
Hatf merupakan salah satu santri yang tak kembali setelah izin pulang. Belakangan diketahui ia diajak ke Syuriah untuk berperang bersama ISIS sebelum tewas di sana.
"Waktu itu dia dijemput, saya tidak tahu siapa yang menjemput tapi ada kerabat yang menjemput," kata Agus.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bocah Petarung ISIS Tiga Bulan Belajar di Pesantren Bogor"
Post a Comment