Djarot berkata, selama periode 2013 hingga 2017, Pemprov DKI telah berupaya mengatasi kemacetan lewat Program Pembangunan Angkutan Umum Berbasis Jalan, Program Pembangunan Angkutan Umum Massal Berbasis Rel, dan Program Pembangunan/ Peningkatan Jalan dan Jembatan.
"Sehubungan dengan fungsi Jakarta sebagai ibu kota negara Republik Indonesia, kota jasa, dan perdagangan, maka salah satu prioritas utama yang harus dituntaskan adalah menyelesaikan permasalahan kemacetan," Kata Djarot di Gedung DPRD, Jakarta, Rabu (13/9).
Djarot menjelaskan, Pembangunan Angkutan Umum Berbasis Jalan untuk meningkatkan pelayanan bus Transjakarta. Salah satu program yang diwujudkan adalah membuka Koridor 13 yang melayani rute Ciledug–Tendean sepanjang 9,4 kilometer, pada Agustus lalu.Keberadaan Koridor 13 ini sekaligus melengkapi 12 koridor yang telah beroperasi sebelumnya, sehingga total panjang koridor Transjakarta saat ini menjadi 231 km.
Selama lima tahun terakhir, Djarot mengungkapkan jumlah penumpang Transjakarta meningkat pesat dari 308 ribu penumpang per hari pada 2013, menjadi 383 ribu penumpang per hari pada 2017.
Pembangunan Angkutan Umum Berbasis Jalan juga dilakukan dengan mengoperasikan Terminal Terpadu Pulo Gebang pada Desember 2016, yang berfungsi menyediakan layanan angkutan dalam kota maupun antarkota antarprovinsi.
"Telah dilakukan pula revitalisasi 6 terminal bus yakni, Terminal Manggarai, Terminal Kota, Terminal Bus Pinang Ranti, Terminal Bus Rawamangun, Terminal Bus Muara Angke, dan Terminal Bus Klender," ujar Djarot.
|
Koridor Utara-Selatan melintasi kawasan Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang 16 KM. Koridor ini memiliki 13 stasiun yang delapan di antaranya ada di bawah tanah atau underground.
Dalam rangka mendukung pembangunan MRT tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan pengadaan tanah seluas 14.563 meter persegi. Djarot mengatakan, progress pembangunan telah mencapai lebih dari 76,13 persen dan diperkirakan mulai beroperasi pada awal 2019.
Selain pembangunan MRT, Djarot menuturkan Pemprov DKI sejak 2016 telah juga terus membangun sarana prasarana transportasi pendukung penyelenggaraan Asian Games 2018, yakni light rail transit atau LRT rute Kelapa Gading-Rawamangun yang berfungsi sebagai penghubung menuju venue cabang berkuda dan balap sepeda.
Rute LRT sepanjang 5,8 KM itu direncanakan akan beroperasi pada 2018. Djarot berharap fasilitas itu bisa mempermudah para atlet dan masyarakat mengakses venue berkuda dan balap sepeda saat Asian Games nanti.
Program terakhir yang menjadi prioritas Pemprov DKI dalam mengatasi kemacetan adalah Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan.
Selain itu Pemprov DKI juga membangun jalan layang khusus Transjakarta yakni Koridor 13 rute Kapten Tendean–Blok M–Ciledug, dan membangun serta merevitalisasi 11 ruas jembatan.
Solusi lain adalah dengan membangun Pembangunan Simpang Susun Semanggi yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada 17 Agustus lalu.
Djarot menuturkan, Pemprov DKI juga telah menyelesaikan pembangunan dan peningkatan jalan-jalan strategis di ibu kota seluas 756.786 meter persegi, dan penataan jalur pedestrian/ atau trotoar pada jalan arteri seluas 160.684 meter persegi dengan panjang 49.752 meter di lima kota administrasi DKI Jakarta. </span> (wis/djm)
Baca Kelanjutan Jelang Akhir Jabatan, Djarot Pamer Upaya Atasi Macet Jakarta : http://ift.tt/2wb45ugBagikan Berita Ini
0 Response to "Jelang Akhir Jabatan, Djarot Pamer Upaya Atasi Macet Jakarta"
Post a Comment