Syaiful adalah pria berusia 36 tahun yang memiliki tiga nama samaran, yakni Brekele, Mujadid, dan Idris. Ia ditangkap personel tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri atas serangan teror bom rakitan di Pasar Tentena, Poso, Sulawesi Tengah pada 28 Mei 2005.
Sebagian besar korban tewas akibat patah tulang terbuka di beberapa bagian tubuh, serta terluka akibat tusukan dan goresan benda tajam.
Dalam keterangan foto Hatf yang dimuat Reuters juga dibenarkan perihal hubungan antara Syaiful serta Hatf sebagai ayah dan anak.
"Hatf Saiful Rasul, anak laki-laki Indonesia dan anak laki-laki terpidana Syaiful Anam, alias Brekele, memegang sebuah senapan pada masa perangnya di Suriah sebelum kematiannya pada tanggal 1 September 2016 berusia 12 tahun dalam gambar ini yang dikeluarkan melalui Telegram," tulis Reuters.
|
Beberapa bukti yang ditemukan Densus 88 di blok hunian Syaiful seperti telepon seluler, alat penambah daya (charger) telepon seluler, hingga alat penguat sinyal mengindikasikan Syaiful terlibat dalam serangan teror di kawasan Thamrin.
Syaiful Berangkatkan Hatf
Pengamat terorisme dari Institute for International Peace Building Taufik Andrie juga membenarkan bahwa Hatf merupakan anak Syaiful.
Menurutnya, informasi terkait langkah Syaiful memberangkatkan anggota keluarganya ke Suriah untuk mendukung perjuangan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sudah tersebar sejak 2015.
"Saya dengar keluarganya dikirim ke Suriah, tapi tidak tahu persis apakah seluruh keluarganya atau hanya anaknya saja, tapi sudah terdengar lama dari dua tahun lalu dia kirim keluarganya ke Suriah," ucap Taufik saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Selasa (12/9).
Menurutnya, Syaiful merupakan sosok yang berperan penuh dalam memberikan ideologi radikal terhadap Hatf. Dia menuturkan, Syaiful merupakan mantan pendukung kelompok Jemaah Islamiyah (JI) yang kini telah menjadi pendukung ISIS.
"Brekele ini dulu anggota JI yang kemudian beralih menjadi pendukung ISIS. Posisi di Nusakambangan. Dia aktif sampaikan dukungan pada ISIS, bahkan dia dianggap juga terlibat dalam serangan teror di Thamrin," ucap Taufik.
Dia menduga, alasan Syaiful berubah haluan menjadi pendukung ISIS karena melihat waktu yang tepat untuk mendukung pembentukan negara khilafah.
Menurutnya, legitimasi yang diperoleh ISIS dianggap memberikan perintah bagi umat Muslim untuk berbaiat.
“Orang pro ISIS anggap ini waktu yang tepat untuk dukung khilafah," tuturnya. </span> (asa)
Baca Kelanjutan Mengenal Syaiful 'Brekele' Anam, Ayah Bocah Petarung ISIS : http://ift.tt/2wUL9iWBagikan Berita Ini
0 Response to "Mengenal Syaiful 'Brekele' Anam, Ayah Bocah Petarung ISIS"
Post a Comment