Zona merah yang ditetapkan tersebut merupakan desa dengan jarak radius 12 kilometer dari puncak gunung. Desa zona merah itu di antaranya Selat, Muncan, Sebudi, dan Besakih.
CNNIndonesia.com mencoba menyusuri wilayah zona merah tersebut untuk melihat situasi di lokasi yang mayoritas penduduknya telah pergi mengungsi.
Selat menjadi desa pertama yang dikunjungi CNNIndonesia.com.
Di Desa Selat masih banyak warga yang melakukan berbagai aktivitas seperti biasanya, mulai dari bertani hingga sekadar berkumpul.
Sekitar satu kilometer menelusuri Jalan Gunung Agung, CNNIndonesia.com diberhentikan oleh beberapa warga setempat yang menutup akses jalan menuju ke atas.
Tak Boleh Dikunjungi
Dari informasi warga setempat, sebenarnya daerah tersebut sudah tidak boleh untuk dikunjungi. Bahkan pukul 18.00 WITA wilayah tersebut harus sudah steril dari warga.
Setelah berdiskusi, CNNIndonesia.com akhirnya memperoleh izin untuk melanjutkan perjalanan ke atas, namun dengan catatan sebelum pukul 18.00 WITA sudah harus kembali.
|
Meski begitu, CNNIndonesia.com masih sempat berpapasan dengan beberapa warga yang melintas turun dari atas.
Karena sudah tak ada lagi warga yang beraktivitas, sepanjang jalan pun suasana terasa sepi.
Semakin ke atas, suhu udara semakin dingin. Gunung Agung tampak ditutupi oleh kabut. Meski begitu, sepanjang perjalanan tidak ada bau belerang yang tercium.
Pura tersebut berada tepat di bawah kaki Gunung Agung. Jika tidak ada kabut, maka gunung dengan tinggi 3.031 meter di atas permukaan laut itu akan tampak jelas menjadi latar yang memanjakan mata dari pura tersebut.
Sama dengan rumah warga, tak ada aktivitas d dalam pura. Suasana terasa begitu hening.
Seiring waktu yang semakin sore, CNNIndonesia.com putar balik dan turun sesuai pernjanjian dengan warga tadi bahwa sebelum pukul 18.00 WITA wilayah zona merah sudah harus steril.
Dalam perjalanan turun, CNNIndonesia.com menemukan sebuah monumen yang terletak di depan Kantor Kelurahan Desa Sebudi.
Monumen tersebut merupakan tugu pengingat kehancuran Desa Sebudi akibat bencana nasional meletusnya Gunung Agung pada 17 Maret 1963 silam.
Pada monumen itu juga dicantumkan jumlah korban meninggal di Desa Sebudi yang berjumlah 545 jiwa.
Mendekati pukul 18.00 WITA, CNNIndonesia.com pun memutuskan untuk menyudahi penelusuran dan kembali ke wilayah zona aman. </span> (wis/osc)
Baca Kelanjutan Menyusuri 'Desa Mati' di Zona Merah Gunung Agung : http://ift.tt/2wQkj7iBagikan Berita Ini
0 Response to "Menyusuri 'Desa Mati' di Zona Merah Gunung Agung"
Post a Comment