Chief Economist Bank Mandiri Anton Hermanto Gunawan menyatakan, sektor konstruksi sendiri terbagi menjadi dua, yakni infrastruktur dan properti. Bila digabungkan, jumlah pekerja konstruksi berkurang 500 ribu orang pada paruh pertama tahun ini.
Pada akhir 2016, jumlah pekerja konstruksi tercatat sebanyak 7,7 juta orang. Jumlah itu stagnan bila dibandingkan dengan tahun 2015. Namun, pada semester I tahun ini, jumlahnya menyusut menjadi 7,2 juta orang.
"Sektor properti sepertinya mem-break down penyerapan tenaga kerja," kata Anton, dikutip Kamis (5/10).
Terlebih lagi, jumlah rasio kredit bermasalah (non performing loan) di bidang properti meningkat di tengah pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang juga sedang turun.
"Itulah mengapa sepertinya Bank Indonesia (BI) mau kaji Loan to Value (LTV) lagi," sambung Anton.
Anton memprediksi total nilai proyek properti terus merosot pada tahun ini menjadi Rp173,12 triliun, atau turun 9,24 persen dari tahun lalu Rp190,76 triliun.
Sementara, total nilai proyek infrastruktur diramalkan meningkat 7,58 persen dari Rp232,47 triliun menjadi Rp250,1 triliun.
Total pengeluaran untuk infrastruktur pada semester I ini tercatat meningkat menjadi Rp388 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp317 triliun.
(asa)
Baca Kelanjutan 500 Pekerja Konstruksi Kehilangan Pekerjaan dalam 6 Bulan : http://ift.tt/2y13YkEBagikan Berita Ini
0 Response to "500 Pekerja Konstruksi Kehilangan Pekerjaan dalam 6 Bulan"
Post a Comment