"Ke depan harus semakin hati-hati, jangan terlalu terbuai dengan hasil elektabilitas yang tinggi dari survei, kita belajar dari Pilgub Jawa Barat," kata dia, usai memberikan bantuan kursi roda elektrik kepada dua orang warga disabilitas di Kota Bandung, Jumat.
Ia maju dalam kontestasi di Pilkada Jawa Barat 2018 sebagai calon wakil gubernur mendampingi Deddy Mizwar.
Pelajaran lain dari hasil kontestasi Pilkada Jawa Barat 2018, yakni untuk menang dalam kontestasi tersebut tidak hanya butuh "citra" yang positif namun juga harus memperhitungkan faktor kehadiran "pasukan infantri".
"Analisis saya dari Pilgub Jabar kemarin bahwa untuk menang selain faktor citra juga infantri. Infantri ada pasukan daratnya, jadi memang tidak cukup bergabung di citra saja," kata dia.
Selain itu, ia mengakui tanda pagar #2019GantiPresiden menjadi efek luar biasa yang membuat pasangan nomor urut tiga, Sudrajat-Ahmad Syaikhu, melejit suaranya.
Menurutt dia, lewat kampanye itu, suara untuk dia dan Mizwar tergerus banyak; padahal hasil sejumlah lembaga survei menyatakan elektabilitas dia dan Mizwar menempati posisi tinggi.
"Jadi Partai Demokrat itu tidak sejalan dengan pilihan Golkar yang mendukung Jokowi sebagai presiden. Saya dan Deddy Mizwar berbeda, tapi Deddy Mizwar yang basis pemilihnya sama dengan PKS suaranya tergerus. Bekasi, Depok, Bogor itu tergerus 15 persen," katanya.
Mulyadi menuturkan, kampanye hastag #2019GantiPresiden akan disikapi mereka dengan sejumlah langkah, mengingat agenda berikut adalah Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019
Ia menambahkan dampak dari #2019GantiPresiden membuat elektabilitas dan popularitas Sudrajat-Syaikhu terlihat menanjak dari angka di bawah satu persen, lalu terus merangkak ke atas angka 10 persen.
"Hal itu kenaikan yang luar biasa, seminggu sebelum Lebaran mereka terus naik," katanya lagi.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pesan dari Dedi Mulyadi jangan terbuai hasil survei"
Post a Comment