Search

Mereka masih takut

Seorang perempuan paruh baya tengah berbincang dengan lawan bicaranya menggunakan telepon seluler, dengan suara tersekat-sekat dia mengabarkan kepanikannya akan gempa susulan.

Tepatnya di Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat, seusai gempa susulan yang berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) pada Kamis (9/8) siang setelah sebelumnya dilanda gempa berkekuatan 7 SR.

"Kakak bagaimana kabar rumah kita, amankah. Mungkin sesampai di rumah saya tidur di luar saja yah. Pas turun dari pesawat saya dengar katanya ada gempa lagi 6,2 SR," kata perempuan itu.

Perempuan paruh baya itu potret dari warga Pulau Lombok setelah kejadian gempa 7 SR. Lain lagi dengan sopir bus Damri, Yudi Kurniawan yang melayani bandara ke Kota Mataram, dirinya bersama keluarganya tinggal di tenda pengungsian.

Rumah Yudi Kurniawan saat ini sudah tidak bisa dihuni lagi karena rumahnya sudah roboh. "Mula-mula pada gempa kekuatan 7 SR pada Minggu (5/8) bagian dapur yang roboh, pas gempa 6,2 SR bagian depannya turut roboh juga," katanya.

Ia mengaku trauma setiap hari terus terjadi gempa, ditambah dengan gempa terbaru kekuatan 6,2 SR. "Pas gempa susulan itu, saya tengah mengendarai bus Damri. Guncangan gempa terasa, kencang sekali seperti diguncang-guncang," tandasnya.

"Sampai kapan, ya, gempa ini berakhir. Dikira akan menurun, tapi ini terus terjadi dengan guncangan yang masih kuat," katanya.

Sementara itu, suasana jalan di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, lengang pasca gempa susulan berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) yang terjadi pada Kamis siang.

Dari pantauan Antara, suasana lengang terasa dari dari Bandara Internasional Praya, Lombok sampai ke ibukota Provinsi Mataram. Diantaranya di Jalan Swita dan Jalan Cakranegara serta kawasan kuliner di Jalan Maktal.

Toko-toko makanan di sepanjang Jalan Maktal telah setelah kejadian gempa berturut-turut sehingga mirip kota mati. Hanya sesekali kendaraan yang melintas ruas jalan tersebut.

"Toko langsung tutup setelah gempa susulan 6,2 SR," kata warga di Jalan Maktal, Ketut.

Para pemilik toko dan karyawan rata-rata masih trauma akan terjadinya gempa lebih besar lagi. "Hingga memilih menutup toko lebih awal dari biasanya," katanya.

Bahkan hotel-hotel menutup usahanya, jika hotel itu lantai dua. Maka yang dibuka hanya lantai satu saja. "Lantai dua boleh saja, asal tamu berani," kata Hendra, petugas keamanan salah satu hotel.

Sementara itu, banyak warga yang mendirikan tenda-tenda darurat di depan rumahnya karena takut akan terjadi gempa pada malam harinya.

Gempa bumi susulan berkekuatan 6,2 pada Skala Richter kembali mengguncang Pulau Lombok, NTB, Kamis (9/8) pukul 13.25 Wita.

Analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi susulan tersebut terjadi pada koordinat 8.36 lintang selatan, 116.22 bujur timur.

Tepatnya 6 kilometer barat laut Kabupaten Lombok Utara - NTB, dengan kedalaman 12 kilometer.

Gempa susulan tersebut membuat suasana panik di Rumah Sakit Lapangan Tanjung, sekaligus Posko Induk Bencana Gempa Kabupaten Lombok Utara.

Tembok Koramil Tanjung yang dijadikan dapur umum roboh sepanjang tiga meter.

Gempa susulan

Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi (BMKG) mengimbau masyarakat yang berada di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), agar tetap waspada terhadap gempa susulan.

"Kami mengharapkan masyarakat tenang, namun tetap waspada. Karena masih ada gempa susulan seperti tadi (6,2 SR)," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.

Karena itu dia mengimbau kepada masyarakat agar menghindari bangunan rusak atau pun tebing dan dataran tinggi yang berpotensi longsor.

"Jadi masyarakat sebaiknya menjauhi bangunan yang kondisinya rusak, begitu juga dengan tebing-tebing," ujarnya.

Menurut analisa BMKG, gempa susulan masih terdeteksi di Pulau Lombok. Meskipun sifatnya fluktuatif, namun Dwikortika menyatakan potensi tsunami sudah tidak muncul lagi.

"Sekarang itu isunya sudah geser, tidak ada tsunami. Tsunami itu bisa terjadi saat setelah gempa," ucapnya.

Gempa susulan yang kembali terjadi pada Kamis siang, pukul 13.25 Wita, terdeteksi dengan amplitudo 6,2 SR.

Gempa yang tergolong tektonik itu terpusat di 6 km Barat Laut Lombok Utara dengan kedalaman 12 km.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan wilayah Lombok khususnya bagian timur dan utara masuk dalam kawasan rawan terjadi gempa bumi dengan potensi goncangan mencapai 7-8 Modified Mercalli Intensity.

"Dari hasil peta kawasan bencana yang kami terbitkan itu Lombok dan sekitarnya terutama utara rentan bencana gempa bumi kategori menengah," ujar Kepala PVMBG Bandung, Kasbani.

Ia mengatakan gempa yang terjadi di Lombok disebabkan patahan aktif Flores Back Arc di lereng utara Gunung Rinjani dengan titik pusat berada di daratan. Akibat gempa tersebut membuat 91 orang meninggal dunia dan ratusan bangunan rusak.

Berdasarkan peta geologi, dataran pulau Lombok tersusun oleh endapan kuarter berupa dominan batuan rombakan gunung api muda yang telah mengalami pelapukan.

Batuan rombakan gunung api muda yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat urai, lepas, belum kompak. Hal itu memperkuat goncangan sehingga rawan terhadap gempabumi.

"Terutama daerah-daerah tersusun dari batuan vulkanik, tentunya banyak rekahan-rekahan. Ini patahannya tidak satu, karena kelompok sesar naik ada di situ," kata dia.*

Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan masih data pekerja korban gempa Lombok

Baca juga: Karyawati biro perjalanan meninggal terkena runtuhan bangunan

Baca juga: Korban meninggal gempa Lombok terverifikasi 259 orang

Pewarta:
Editor: Erafzon Saptiyulda SAS
COPYRIGHT © ANTARA 2018

Let's block ads! (Why?)

https://www.antaranews.com/berita/735218/mereka-masih-takut

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Mereka masih takut"

Post a Comment

Powered by Blogger.