"Warga masih bertanya-tanya di mana rencana tempat relokasi," ucap Ketua RT01/RW 05 Kelurahan Petobo Abdul Naim, di Sigi Sabtu.
Menurut Naim, warga sangat membutuhkan informasi mengenai relokasi permukiman dari pemerintah.
Hal itu karena warganya yang kurang lebih berjumlah sekitar 68 jiwa atau sekitar 18 kepala keluarga tidak lagi memiliki tempat tinggal.
Ia mengaku bahwa sebagian warga masih memiliki lahan di wilayah Petobo yang tidak terdampak lumpur dan dapat digunakan untuk pembangunan tempat tinggal.
Namun, sebut dia, warga enggan menggunakan lahan mereka dikarenakan lokasi dekat dengan jalur patahan gempa serta terdampak lumpur.
"Warga trauma berat dan takut. Tidak mau karena lokasinya dekat dengan jalur gempa dan terdampak lumpur," ujarnya.
Dia juga menyebutkan bahwa warga membutuhkan penjelasan dari pemerintah mengenai gempa dan lahan-lahan relokasi apakah rawan dari gempa atau tidak.
"Sebaiknya ada penjelasan dari pemerintah kepada warga mengenai gempa," katanya.
Sebagian besar warga Kelurahan Petobo tidak lagi memiliki tempat tinggal pascagempa disertai likuifaksi pada Jumat 28 September 2018.
Warga membutuhkan bantuan pemerintah agar dibangunkan kembali tempat tinggal.
Baca juga: Badan Geologi akan petakan daerah rawan likuifaksi
Baca juga: Badan Geologi: area terdampak likuifaksi sudah tak layak huni
Baca juga: Badan Geologi siapkan rekomendasi teknis rekonstruksi Palu
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Virna P Setyorini
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Korban likuifaksi Petobo tunggu informasi kepastian relokasi"
Post a Comment