Deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT Hammam Riza di Jakarta, Jumat, mengatakan alat bernama Acoustic Release Transponder Benthos yang merupakan bantuan AS ini adalah perangkat oseanografi untuk pencarian dan evakuasi instrumentasi dari dasar laut, di mana evakuasi dapat dipicu dari jarak jauh oleh sinyal perintah akustik.
"Rilis khusus terdiri dari hidrofon atau radio dalam air, baterai dan lengan evakuasi untuk melepaskan jangkar menggunakan motor listrik torsi tinggi. Proses pencarian sinyal CVR juga sudah dilakukan dengan menurunkan `rubberboat Kapal Riset Baruna Jaya I. Semoga hari ini TIM SAR Baruna Jaya I mendapatkan hasil yang optimal," lanjutnya.
Bagian kotak hitam pesawat Lion Air PK-LQP, yakni CVR hingga hari ke-12 pencarian masih belum ditemukan seiring terhambatnya pencarian akibat melemahnya sinyal ping dari CVR.
"Hingga kini bagian kotak hitam, yang CVR bunyi ping, ping nya semakin lemah," katanya.
Jumat siang ini Tim SAR Lion Air KR Baruna Jaya 1, masih melakukan konfirmasi (pencarian) sinyal CVR yang tertangkap oleh Remotely Operated Vehicle (ROV) BJ1," katanya.
Hammam mengatakan pencarian CVR juga dibantu oleh penyelam yang dilengkapi dengan ping locator dari Basarnas dan bergerak di kedalaman 25 meter di bawah permukaan laut.
Baca juga: BPPT jelaskan cara FDR Lion Air ditemukan
Baca juga: Kapal BPPT temukan indikasi sinyal "black box"
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Dewanti Lestari
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BPPT gunakan alat baru pencari sinyal CVR Lion"
Post a Comment