"Kita tahu banyak peralatan Teknologi Informasi seperti komputer milik sekolah di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala yang rusak akibat bencana. Jadi kemungkinan pelaksanaan UNKB tidak akan dilaksanakan," kata Irwan di Palu, Minggu.
Untuk tiga daerah tersebut sangat tidak memungkinkan dilaksanakan UNBK pada 2019, karena akibat bencana mengakibatkan ratusan sekolah rusak.
Dikbud Sulteng terus berupaya mencari jalan keluar untuk memecahkan persoalan tersebut dan ingin peserta didik di tiga daerah terdampak bencana tetap mengikuti ujian nasional serentak di seluruh sekolah di Indonesia, meskipun tidak menggunakan komputer.
"Itu yang saat ini lagi dipikirkan. Kita masih mencari caranya," ujarnya.
Hingga saat ini, kata Irwan, total peserta didik terdampak bencana di tiga daerah di Sulteng sebanyak 184.876 pelajar dari total peserta didik sebanyak 256.836 orang.
Sementara jumlah sekolah terdampak bencana sebanyak 507 sekolah dari jumlah keseluruhan sekolah di Sulteng sebanyak 2.587 sekolah dengan rincian 12 sekolah rusak berat dan ribuan ruang kelas rusak berat, sedang dan ringan.
Peserta didik yang meninggal 202 orang, hilang 178 orang, luka berat 26 orang. Selebihnya orang tua peserta didik meninggal dunia dan sebagian besar kehilangan tempat tinggal, ungkap Irwan.
Sementara tenaga pendidik guru yang terdata meninggal dunia sebanyak 48 orang, hilang 34 orang, luka berat 11 orang dan 13.229 guru terdampak bencana yang sebagian besar kehilangan tempat tinggal.
Pada Sabtu (17/11), Menteri Pendidikan dan kebudayaan Muhadjir Effendy di Lapangan Pogombo Kantor Gubernur Sulteng memimpin pencanangkan Gerakan Sulteng Bangkit Lebih Hebat dalam apel gerakan kembali ke sekolah.
Baca juga: "Anak Sulteng Bangkit Lebih Hebat"
Baca juga: Mendikbud dorong percepatan pemulihan sekolah pascabencana
Baca juga: Kemendikbud bantu Rp234 miliar pulihkan pendidikan Sulteng
Pewarta: Fauzi
Editor: Virna P Setyorini
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dikbud Sulteng evaluasi UNBK daerah bencana"
Post a Comment