Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa dolar AS mengalami penguatan terhadap sejumlah mata uang dunia seiring kekhawatiran pasar mengenai perang dagang kembali muncul.
"Pasar terbebaninya risiko global karena harapan kesepakatan perang dagang Amerika Serikat dan China diperkirakan belum terjadi dalam waktu dekat," katanya.
Ia mengemukakan Presiden AS Donald Trump menyatakan tetap mengenakan tarif 200 miliar dolar AS pada impor China menjadi 25 persen dari saat ini 10 persen.
"Di tengah situasi itu diperkirakan permintaan dolar AS akan meningkat karena kekhawatiran eksternal itu," katanya.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova menambahkan fokus pasar cenderung beralih ke eksternal meski situasi di dalam negeri cukup kondusif.
"Sentimen di pasar yang bervariasi, terutama dari eksternal membuat laju rupiah tertahan," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (27/11), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp14.504 dibanding sebelumnya (26/11) di posisi Rp14.551 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah terapresiasi seiring positifnya ekonomi nasional
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah melemah seiring sentimen perang dagang kembali muncul"
Post a Comment