
Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong di Jakarta, Selasa mengatakan pelemahan rupiah lebih disebabkan faktor teknikal, dikarenakan mata uang nasional telah menguat cukup tinggi sejak awal tahun ini.
"Rupiah melemah wajar, bukan disebabkan kekhawatiran terhadap ekonomi Indonesia. Namun, karena faktor teknikal. Mata uang di kawasan Asia lainnya juga mengalami hal sama," ujarnya.
Ia menilai peluang rupiah terapresiasi masih cukup terbuka seiring harapan positif kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.
"Meredanya perang dagang akan mendorong pertumbuhan ekonomi global, termasuk Indonesia," katanya.
Data ekonomi dari dalam negeri mengenai kenaikan cadangan devisa, menurut Lukman, juga akan menjadi sentimen yang dapat menopang bagi apresiasi rupiah.
Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2018 meningkat menjadi 120,7 miliar dolar AS atau lebih tinggi dibandingkan dengan 117,2 miliar dolar AS pada akhir November 2018.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa, tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp14.031 dibanding sebelumnya (7/1) di posisi Rp14.105 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah lanjutkan penguatan, pasar kian optimis prospek kesepakatan dagang AS-China
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kelik Dewanto
COPYRIGHT © ANTARA 2019
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pergerakan rupiah tertahan faktor teknikal"
Post a Comment