Direktur Operasi dan Pelatihan Basarnas Brigjen TNI (Mar) Ivan Ahmad Riski Titus mengatakan pihak berwajib masih mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk melengkapi investigasi kecelakaan helikopter tersebut.
"Kalau kemarin saya bilang hari ini bangkai pesawat bisa diturunkan, tetapi kelihatannya belum bisa, karena data-data maupun keterangan awal belum lengkap," ujar Ivan di Temanggung, Selasa (4/7) seperti dikutip dari Antara.
Cuaca di kawasan perbukitan desa Canggal pada hari ini masih tertutup kabut. Hal tersebut membuat pekerjaan investigator terhambat.
"Bagi kami ini semua tidak menjadi masalah, hanya memperlambat pekerjaan saja," kata Ivan.
Ivan mengatakan tim investigasi yang terdiri atas Basarnas, TNI AL, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dan beberapa instansi yang membantu masih melanjutkan tahap investigasi."Hari ini anggota sudah naik ke lokasi untuk memberikan tanda dan mengambil dokumen sebaran serpihan pesawat," ungkap Ivan.
"Tim KNKT akan membantu sepenuhnya untuk memberikan petunjuk apa yang harus dikerjakan pada tahap investigasi ini," katanya.
Sejumlah warga menyaksikan serpihan helikopter Basarnas yang jatuh di kawasan lereng perbukitan di Desa Canggal, Candiroto,Temanggung, Jateng, Senin (3/7). Bangkai helikopter di atas tebing baru bisa dievakuasi seluruhnya hingga investigasi lengkap. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
|
Delapan korban tewas itu adalaj kru heli Kapten Laut Haryanto, Kapten Laut Lu Solihin, Serka Hari Marsono, Peltu Budi Santoso, serta empat anggota Basarnas Maulana Affandi, Nyoto Purwanto, Budi Resti, serta Catur.
"Kami ingin mendalami beberapa informasi, seperti kondisi cuaca saat itu, dan penghargaan yang diberikan kepada anggota penyelamat yang meninggal ini," kata Fary di Semarang, Selasa (4/7).
Dalam kunjungan tersebut ikut pula perwakilan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta Air Navigation (Air Nav) cabang Semarang. Kepala BMKG Bandara Ahmad Yani, Semarang, Hidayatul Mukhtar, menerangkan kondisi kabut di lokasi jatuhnya helikopter terebut memang sulit diprediksi.
"Kondisi di sekitar lokasi kejadian ada empat gunung," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Bandara Ahmad Yani Semarang Hidayatul Mukhtar dalam keterangannya saat kunjungan Komisi V DPR ke Basarnas Kantor SAR Semarang di Semarang, Selasa.
Menurut dia, kabut yang terjadi tiba-tiba di sekitar lokasi tersebut tidak dapat terdeteksi oleh peralatan.
"Misalnya, jika terjadi kabut setelah pukul 15.00 WIB, tidak bisa dideteksi," tambahnya.
Meski demikian, Hidayatul menjelaskan berdasarkan laporan awal cuaca pada 2 Juli 2017 saat jatuhnya heli tersebut dalam kondisi baik.
"Cuaca klir, jarak padang mencapai 8 Kilometer," katanya.
Selain itu, lanjut dia, kecepatan angin yang mencapai 9 hingga 19 kilometer per jam dinilai tidak berbahaya untuk penerbangan.
Sementara Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang Agus Haryono mengatakan pilot heli nahas tersebut menyatakan siap untuk terbang dari Gringsing menuju Dieng. Helikopter tersebut sebelumnya disiagakan di tol fungsional Gringsing selama arus mudik dan balik Lebaran 2017.Saat instruksi itu muncul, kata Agus, pilot menyatakan waktu tempuh penerbangan diperkirakan hanya 20 menit. Agus menuturkan keputusan untuk mengirim personel SAR untuk membantu proses evakuasi dengan menggunakan helikopter merupakan bagian dari layanan cepat dan tepat.
"Dari analisa yang dilakukan, dirasa perlu mengirim heli untuk melakukan pemantauan dan evakuasi jika diperlukan," kata Agus.
|
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Helikopter Basarnas Dievakuasi Usai Investigasi"
Post a Comment