Mantan Ketua Umum PBNU itu menyinggung sedikit kisah ihwal perumusan Pancasila dan Piagam Jakarta.
Awalnya, kata Ma'ruf, ada tujuh kata lain dalam sila pertama. Tujuh kata itu adalah: dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya.
"Ketika kata itu diminta dihilangkan, para ulama bersedia dan dengan ridho menerima demi NKRI," kata Ma'ruf dalam deklarasi Majelis Dzikir Hubbul Wathon di Jakarta, Kamis (13/7)
Ia pun mengingatkan pentingnya menjaga Pancasila. Menurutnya, masyarakat Indonesia harus bersyukur memiliki Soekarno sebagai pendiri bangsa dan penggagas Pancasila. Jika tak ada Pancasila, tidak akan ada NKRI.
Lebih dari itu, Ma'ruf menilai Indonesia bukan negara kufur dan perang, tetapi negara perdamaian yang saling berjanji untuk hidup berdampingan secara damai.
"Kita diperintahkan Allah dan Rasul untuk cintai siapa pun yang ada di Bumi. Sayangi yang ada di Bumi nanti kamu disayangi yang ada di langit. Saling menolong dan saling membantu," kata Ma'ruf.
Ma'ruf lebih jauh kembali meminta para ulama menjaga keutuhan bangsa dan negara Indonesia. Menurutnya, tanggung kawab itu bukan hanya milik pemerintah dan presiden tapi juga milik ulama.
"Ketika negara mengalami ketidakakuran dan prasangka, maka ulama harus ambil inisiatif bersama umarah dan komponen bangsa lain untuk menyatukan, kata dia.
"Bagi ulama NKRI harga mati, NKRI adalah harga mati, pancasila adalah final. Oleh karena itu harus dijaga," imbuhnya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ma'ruf Amin Sebut Ulama Ikhlas Lepas Syariat Demi NKRI"
Post a Comment