Menurutnya, agama tidak dapat dipahami dengan membuka situs atau akun-akun media sosial di internet. Dia menuturkan, pemahaman mengenai agama harus diperoleh dari orang yang tepat seperti ulama atau ustaz.
"Prinsipnya, orang belajar apapun khususnya agama jangan berguru sama mbah Google," kata Robikin dalam sebuah diskusi di Pameran Indo Security 2017, Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (12/7).
"Belajar pada orang-orang yang sudah jelas keilmuannya di mana-mana sudah ada itu. Jangan di Google," katanya.
Waspada Propaganda Teroris
Di tempat yang sama, pengamat terorisme Ridwan Habib mengajak masyarakat mewaspadai berbagai propaganda yang dilakukan kelompok teroris. Mereka ada yang berusaha memanfaatkan kepentingan politik tertentu.
"Saya kira paling utama dilakukan masyarakat adalah tidak mudah terpengaruh propaganda. Pilkada bahkan sampai Pilpres (Pemilihan Presiden) image pemerintah dicitrakan pemerintahan anti-Islam. Mereka memasang berita palsu dan foto lama, seolah sarana propaganda," katanya.
Ridwan pun mengajak masyarakat lebih bijaksana dalam menyaring informasi yang beredar di media sosial. Menurutnya, masyarakat juga harus ambil bagian dalam memberi informasi yang positif di media sosial.
"Banjiri media sosial dengan konten positif. Dengan begitu, konten negatif berkurang," tuturnya. (pmg)
Baca Kelanjutan PBNU Kritik Cara Teroris Belajar Agama Via Internet : http://ift.tt/2t45H7uBagikan Berita Ini
0 Response to "PBNU Kritik Cara Teroris Belajar Agama Via Internet"
Post a Comment